Puan Belum Temui Para Ketum Parpol, Bambang Pacul: Akan Dengar Suara Rakyat dan PDIP Dulu
JAKARTA - Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto (Bambang Pacul) mengungkapkan alasan Ketua DPP PDIP Puan Maharani belum bertemu dengan para ketua umum parpol. Padahal, Ketua DPR itu sudah diperintahkan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri untuk menjajaki komunikasi ke partai politik usai rakernas.
Menurut Bambang, Puan ingin mendengar suara kader partai banteng dulu sebelum mulai berkomunikasi dengan para Ketum parpol.
"Mbak (Puan) lebih ketemu dulu, mendengarkan suara-suara rakyat dan mendengarkan suara PDIP dulu, keluarga besarnya dulu. Dia juga bisik-bisik dengan para ketuanya (DPC) apa usulanmu kan gitu. Sebelum ketemu dengan partai-partai, komandan-komandan partai lain, gitu" ujar Bambang di gedung DPR, Kamis, 7 Juli.
"Jadi Mbak (Puan) ini boleh dibilang kan bijak, wisdom. Dengerin dulu dong suara di bawah, baru saya akan bicara," lanjutnya.
Meski begitu, Bambang memastikan bahwa akan ada kerja sama PDIP dengan parpol lain untuk Pemilu 2024.
"Kerja sama hampir pasti dilakukan ya. Cuma, dengan siapanya saya nggak tahu karena itu kewenangan ibu ketua umum. Ini kerja sama dalam rangka Pileg-Pilpres lho. Dalam rangka Pilpres lho ya. Dalam rangka Pilpres kemungkinan besar ya pasti dilaksanakan," katanya.
Baca juga:
- Bukan Anak Kiai Jombang Tersangka Pencabulan Santriwati, Polisi Amankan Simpatisan Pelaku
- Bandingkan Harga BBM di Indonesia dan Negara Lain, Jokowi: Kalau Naik Ada yang Setuju?
- Disebut Gunakan Taktik Kontroversial di Suriah, Barat Akui Jenderal Surovikin Otak di Balik Kesuksesan Serangan Rusia di Ukraina Timur
- Kasus Sopir Truk yang Dibegal dan Dibuang di Bogor Hanya Skenario Untuk Gelapkan 25 Ton Gula
Namun, Bambang mengaku belum mengetahui dengan partai mana PDIP akan menjalin koalisi. Sebab kata dia, hal itu merupakan wewenang Megawati.
"Tapi dengan partai mana, ya Bambang Pacul nggak tahu. Karena itu kewenangannya ada di tangan ibu ketua umum. Kalau Bambang Pacul nganalisis, sok pinter kau, Pacul," kata Bambang Pacul.