Menlu RI dan China Sepakat Dorong Soliditas Negara Berkembang untuk Menghentikan Perang Rusia-Ukraina hingga Stabilitas Kawasan
JAKARTA - Peran negara-negara berkembang untuk menghentikan konflik antara Rusia dan Ukraina dinilai penting, sekaligus mendukung kembali upaya pemulihan dampaknya, seperti terganggunya rantai pasokan global.
Hal ini dibahas dalam pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dengan Menteri Luar Negeri China Wang Ii, Kamis 7 Juli di Bali, jelang Pertemuan Menteri Luar Negeri G20.
"Soliditas suara negara-negara berkembang juga diperlukan dalam upaya menghentikan perang, dan mengintegrasikan kembali ekspor pangan Ukraina dan Rusia ke rantai pasok global," tulis Kementerian Luar Negeri dalam keterangannya.
Masih terkait negara berkembang, kedua menteri luar negeri juga menilai pentingnya kerja sama di antara negara-negara kelompok tersebut, guna menjaga stabilitas kawasan dan mengatasi isu-isu global.
"Termasuk melalui penguatan kerja sama ASEAN dan RRC," tulis Kementerian Luar Negeri.
Selain masalah regional, keduanya juga membahas hubungan bilateral kedua negara, di mana pada akhir pekan ini, Indonesia dan China akan menggelar Pertemuan ke-2 High-Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) di Bali pada 9 Juli.
Baca juga:
- Ukraina Beri Perlawanan Sengit Terhadap Pasukan Rusia di Donetsk, Presiden Zelensky: Akhirnya Artileri Barat Bekerja, Akurasi Mereka Dibutuhkan
- Perdana, Rusia Gunakan Senjata Elektromagnetik Stupor: 'Serang' Navigasi, Transmisi Sinyal, hingga Kamera Video dan Foto Drone Ukraina
- Kementerian Pertahanan Rusia Klaim Hancurkan Dua HIMARS Amerika Serikat di Ukraina Timur
- Tempuh Jarak 6.500 Kilometer, Pria Ini Jalan Kaki 11 Bulan 26 Hari dari Inggris ke Arab Saudi untuk Beribadah Haji
Keduanya juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama yang erat, seiring dengan banyaknya tantangan yang harus dihadapi. Baik Menlu Wang Yi Maupun menlu Retno saling mengapresiasi terkait dengan Presidensi Indonesia pada G20 tahun ini.