Inflasi Jebol, Akankah BI Kerek Suku Bunga Bulan Ini? Simak Pernyataan Terbaru Gubernur Perry
JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan pandangan terbaru perihal kondisi perekonomian terkini di tengah ketidakpastian yang masih berlanjut. Menurut dia, terdapat peningkatan risiko stagflasi seiring kenaikan suku bunga kebijakan secara global di tengah ekonomi yang baru pulih.
Tidak hanya itu Perry juga menilai terjadi perluasan kebijakan proteksionisme oleh berbagai negara yang turut memberikan tekanan ke sektor ekonomi. BI sendiri mempunyai tugas utama untuk menjaga stabilitas sistem moneter di Tanah Air. Salah satu kebijakan yang cukup strategis adalah penetapan suku bunga acuan .
“Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas makroekonomi dan stabilitas keuangan, termasuk penyesuaian lebih lanjut stance kebijakan bila diperlukan, serta terus memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional,” ujar dia dalam keterangan pers awal pekan ini.
Dalam catatan VOI, Gubernur BI pernah bertutur jika pihaknya akan menaikan suku bunga acuan apabila sudah ada tanda-tanda kenaikan inflasi inti.
“Sejauh ini kebijakan suku bunga akan dipertahankan tetap 3,50 persen sampai ada tanda-tanda kenaikan dan tekanan inflasi yang bersifat fundamental,” tutur Perry beberapa waktu lalu.
Baca juga:
- Sri Mulyani Ungkap Dicurhati Jokowi Saat Pilpres Kedua, Cari Materi Pendidikan untuk Kampanye: Salah Satunya Dana Abadi Perguruan Tinggi
- Jumlah Uang Beredar Semakin Besar, per Mei 2022 Mencapai Rp7.854 Triliun
- Sri Mulyani Sindir Penggunaan Mobil Pejabat: Harga Pertamax Jauh di Bawah, Anda Sebenarnya Nikmati Subsidi
Berdasarkan laporan anyar Badan Pusat Statistik (BPS), disebutkan bahwa tingkat inflasi di dalam negeri pada Juni 2022 telah mencapai 4,35 persen secara tahunan (year on year/yoy). Level tersebut telah melewati target yang dibidik BI bersama pemerintah dengan besaran 3 persen plus minus 1 persen.
Adapun, tingkat inflasi inti Juni 2022 diketahui bertengger di level 2,63 persen yoy. Bukuan itu menjadi yang tertinggi sejak Juni 2020.
Jadi, apakah Bank Indonesia akan mulai mengerek BI rate yang kini masih bertahan di level terendah sepanjang sejarah? Jawabannya ada pada tengah bulan ini usai Rapat Dewan Gubernur digelar.