Prancis Diterjang Gelombang Baru COVID-19, Laporkan 124.724 Kasus 24 Jam Terakhir, Ahli: Puncaknya Akhir Juli
JAKARTA - Gelombang baru infeksi COVID-19 di Prancis yang dipicu oleh varian penyakit yang muncul akan memuncak menjelang akhir Juli, penasihat ilmiah utama pemerintah Prancis Jean-Francois Delfraissy mengatakan pada Hari Kamis.
"Puncaknya belum tiba, puncak infeksi ini mungkin terjadi pada akhir Juli," kata Delfraissy kepada radio RTL, melansir Reuters 30 Juni.
"Kemudian varian BA.5 akan muncul kembali, jika tidak disalip oleh varian lain di musim gugur," tambahnya.
Diketahui, Prancis melaporkan 124.724 infeksi virus corona baru selama 24 jam terakhir, dibandingkan 77.967 seminggu yang lalu.
Sebelumnya, awal pekan ini Pemerintah Prancis juga merekomendasikan orang harus mulai memakai masker wajah lagi di tempat-tempat ramai, terutama di transportasi umum, untuk melawan lonjakan terbaru kasus COVID-19.
"Saya tidak mengatakan itu harus wajib, tetapi saya meminta orang-orang Prancis untuk mengenakan masker di transportasi umum," ujar Menteri Kesehatan Brigitte Bourguignon, Senin lalu.
"Saya tidak hanya menasihati, saya meminta," lanjutnya, menambahkan masker juga harus dipakai lagi di area tertutup lainnya, seperti tempat kerja atau toko.
Baca juga:
- Presiden Zelensky Ajak Perusahaan dan Ahli Indonesia Terlibat dalam Rekonstruksi Setelah Perang
- Asetnya Terancam Disita untuk Danai Rekonstruksi Ukraina, Rusia Siap Sita Aset Barat yang Ada di Wilayahnya
- Apresiasi Undangan Presiden Jokowi untuk Hadiri KTT G20 di Bali, Presiden Zelensky: Tergantung Situasi Keamanan dan Komposisi Peserta
- Akui Peran Indonesia dan Otoritas Pribadi Presiden Jokowi di Kancah Internasional, Zelensky Sebut Presidensi G20 dan ASEAN
Pekan lalu, kepala vaksinasi Prancis Alain Fischer mengonfirmasi bahwa negara itu berada di tengah gelombang baru COVID-19, seperti negara-negara Eropa lainnya, menambahkan ia secara pribadi mendukung penerapan kembali wajib masker wajah di transportasi umum.