COVID-19 Sudah Naik 40 Kali Lipat Sebulan Terakhir, Tanda Gelombang Ketiga?
Ilustrasi/Foto: PIXABAY

Bagikan:

JAKARTA - Pertambahan kasus COVID-19 mulai menunjukan kenaikan yang cukup drastis. Dalam satu bulan terakhir, terjadi kenaikan kasus COVID-19 hingga 40 kali lipat sejak awal tahun ini.

Awal Januari lalu, kasus positif mingguan masih meningkat perlahan dari 1.400 kasus, kemudian 3.000 kasus pada minggu berikutnya, lalu 5.400 kasus, 14 ribu kasus, sampai pada minggu ini kasus mengalami lonjakan menjadi 56 ribu kasus dalam satu minggu.

"Saat ini kasus positif COVID-19 semakin meningkat. Peningkatan yang terjadi cukup tajam dan dalam waktu singkat cukup besar dan berkali-kali lipat. Jumlah ini meningkat 40 kali lipat dibanding dengan awal Januari," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

Bahkan, kata Wiku, kasus harian per tanggal 1 Februari kemarin, kasus harian telah mencapai 16.021 kasus. Sementara pada hari ini kasus bertambah 17.859 kasus. Angka ini lebih tinggi daripada penambahan harian pada gelombang pertama Desember 2020 lalu.

Wiku menuturkan, kenaikan kasus ini menjadikan positiviy rate Harian dari pemeriksaan antigen dan PCR telah mencapai 6 atau telah di atas standar WHO.

"Sebelumnya positivity rate harian kita sempat konsisten berada di angka 0 sampai dengan 2. Tentunya kenaikan kasus audit ini sudah seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua untuk kembali merefleksikan kedisiplinan kita terhadap protokol kesehatan," jelas dia.

Lalu, apakah ini sudah menunjukkan bahwa gelombang ketiga kasus COVID-19 dimulai? Wiku bilang belum tentu. Pemerintah, kata Wiku, masih perlu memantau tren kenaikan COVID-19 seperti pada lonjakan kasus varian Delta pertengahan 2021 lalu.

"Saat ini memang terlihat adanya kenaikan kasus konfirmasi harian dalam seminggu terakhir. Namun, kita masih membutuhkan waktu untuk memantau tren tersebut jika dibandingkan dengan gelombang kedua yang lalu," ujar Wiku.

Meski demikian, pemerintah telah memprediksi lonjakan kasus COVID-19 seiring dengan penyebaran Omicron saat ini akan mencapai puncaknya hingga sekitar 150 ribu kasus per hari. Angka ini lebih tinggi tiga kali lipat dari puncak kasus penyebaran varian Delta.

Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam evaluasi PPKM pada 31 Januari lalu.

"Kita masih belum tahu berapa puncaknya yang akan terjadi di Indonesia yang perkiraan kami akan terjadi di akhir Februari. Tapi kami sudah sampaikan di negara lain bisa tiga kali sampai enam kali dibanding puncaknya Delta di mana puncaknya Delta di Indonesia itu 57 ribu kasus per hari," ucap Budi.

Berkaca dari sejumlah negara, kasus positif akibat varian ini lebih tinggi dibanding varian Delta. Budi mengungkap data di berbagai negara tentang varian Omicron. Di Amerika Serikat, kata Budi, puncak penyebaran varian tersebut mengakibat 800 ribu orang dinyatakan positif setiap harinya.

"Amerika Serikat kita melihat mereka puncaknya sempat 800 ribu per hari dibandingkan dengan Delta 250 ribu kasus per hari. Di Prancis kita lihat puncaknya sekarang masih terus naik di 360 ribu kasus per hari dibandingkan dengan Delta 60 ribu per hari," ungkapnya.

"Negara yang yang mirip dengan kita, Brazil, sekarang juga masih naik di kisaran 190 ribu per hari dibandingkan dengan puncaknya Delta 80 ribu per hari," imbuhnya.