Bagikan:

JAKARTA - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat kenaikan kasus COVID-19 selama sebulan terakhir. Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama kasus COVID-19 di masa endemi ini naik 22 persen selama satu bulan terakhir.

Tercatat, kasus baru COVID-19 mingguan pada periode 6-12 November sebanyak 40 kasus, 13-19 November 55 kasus, 20-26 November 62 kasus, dan 27 November-3 Desember 80 kasus.

"Seminggu terakhir, jumlah kasus positif COVID-19 naik 30-40 persen dari minggu sebelumnya atau naik 22 persen dalam 1 bulan terakhir dibandingkan bulan sebelumnya," kata Ngabila kepada wartawan, Kamis, 7 Desember.

Sejak pemerintah menetapkan penyebaran virus corona menjadi endemi sejak Juni 2023, tanggung jawab utama kesehatan berada pada diri masyarakat masing-masing.

"Sejauh ini belum dibutuhkan lagi pembatasan aktivitas. Tapi, pemerintah tidak berhenti mengimbau untuk lebih ketat bermasker, lebih rajin mencuci tangan, jaga ventilasi udara indoor baik, dan hindari asap rokok," ungkap dia.

"Pemerintah juga masih menyediakan lengkapi imunisasi rutin anak gratis dari pemerintah ada 15 jenis, vaksinasi COVID-19 dosis 1 sampai 4. Segera lengkapi selagi ada dan gratis," lanjutnya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan juga mencatat penambahan kasus COVID-19 di Indonesia. Berdasarkan data per 6 Desember 2023, rata-rata kasus harian COVID-19 bertambah sebanyak 35-40 kasus.

Sementara, pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit tercatat antara 60-131 orang. Dengan tingkat keterisian rumah sakit saat ini sebesar 0,06 persen dan angka kematian 0-3 kasus per hari.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan, kenaikan kasus ini didominasi oleh subvarian Omicron XBB 1.5 yang juga menjadi penyebab gelombang infeksi COVID-19 di Eropa dan Amerika Serikat.

Selain varian XBB Indonesia juga sudah mendeteksi adanya subvarian EG2 dan EG5. Meskipun ada kenaikan, namun kasus ini masih jauh lebih rendah dibandingkan saat pandemi yang mencapai 50.000 sampai 400.000 kasus per minggu.

“Yang sakit, sekarang mewajibkan diri sendiri pakai masker, cuci tangan pakai sabun, menjaga imunitas dengan konsumsi makanan bergizi seimbang, kemudian jaga jarak, apalagi kalau sedang sakit agar tidak menularkan,” urai Maxi.