JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito, mengungkapkan terjadi lonjakan pertambahan kasus COVID-19 yang cukup tajam hingga 40 kali lipat selama satu bulan terakhir.
Awal Januari lalu, kasus positif mingguan masih meningkat perlahan dari 1.400 kasus, kemudian 3.000 kasus pada minggu berikutnya, lalu 5.400 kasus, 14 ribu kasus, sampai pada minggu ini kasus mengalami lonjakan menjadi 56 ribu kasus dalam satu minggu.
"Saat ini kasus positif COVID-19 semakin meningkat. Peningkatan yang terjadi cukup tajam dan dalam waktu singkat cukup besar dan berkali-kali lipat. Jumlah ini meningkat 40 kali lipat dibanding dengan awal Januari," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Rabu, 2 Januari.
Bahkan, kata Wiku, kasus harian per tanggal 1 Februari kemarin, kasus harian telah mencapai 16.021 kasus. Sementara pada hari ini kasus bertambah 17.859 kasus. Angka ini lebih tinggi daripada penambahan harian pada gelombang pertama Desember 2020 lalu.
Wiku menuturkan, kenaikan kasus ini menjadikan positiviy rate Harian dari pemeriksaan antigen dan PCR telah mencapai 6 atau telah di atas standar WHO.
"Sebelumnya positivity rate harian kita sempat konsisten berada di angka 0 sampai dengan 2. Tentunya kenaikan kasus audit ini sudah seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua untuk kembali merefleksikan kedisiplinan kita terhadap protokol kesehatan," jelas dia.
BACA JUGA:
Kenaikan pada BOR atau keterisian tempat tidur ini juga mulai terlihat seiring dengan kenaikan kasus. Rata-rata, BOR rumah sakit rujukan di tingkat nasional sebesar 13,89 persen dengan DKI jakarta sebagai penyumbang tertinggi di atas 50 persen.
Kabar baiknya, peningkatan kasus positif yang sangat tinggi tidak diikuti oleh peningkatan kematian yang sama tingginya.
Wiku bilang, meskipun kematian meningkat 14 kali lipat dibandingkan tanggal 1 Januari lalu, namun jumlahnya masih jauh lebih sedikit dibandingkan kematian pada gelombang pertama di akhir 2020 lalu.
"Dengan jumlah kasus positif yang sama, nyatanya kematian harian pada saat ini berjumlah 28 kematian. Sedangkan pada gelombang pertama lalu kematian mencapai hingga lebih dari 300 orang dalam 1 hari," ujar Wiku.
"Namun selalu saya tekankan bahwa satu kematian saja terbilang nyawa. mulai bertambahnya kematian ini menjadi pengingat bahwa meskipun sebagian besar pasien relatif dapat sembuh, namun virus ini masih menjadi ancaman pada kelompok rentan seperti lansia dan pasien dengan komorbid," tambahnya.