AS Berencana Tambah Artileri HIMARS untuk Ukraina, Diplomat Rusia: Tidak Berniat Solusi Damai
JAKARTA - Diplomat Rusia menyebut rencana Amerika Serikat untuk menambah jumlah artileri yang dikirim ke Ukraina sangat memprihatinkan, menilai Washington tidak berniat mencari solusi damai.
Itu dikatakan oleh Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov, merespon pernyataan yang disampaikan oleh Wakil Menteri Pertahanan AS Colin Kahl.
Sebelumnya, Colin Kahl menyebut tentang kemungkinan peningkatan pasokan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) dari AS ke Ukraina. Langkah ini dinilai Antonov mengkhawatirkan dan menuju pada eskalasi.
"Fakta bahwa seorang pejabat tinggi Pentagon melihat kemungkinan perluasan pasokan sistem jarak jauh menyebabkan keprihatinan yang ekstrim," ujar Antonov seperti melansir TASS 15 Juni.
"Pernyataan ini dapat dilihat sebagai niat Washington untuk bergerak menuju eskalasi lebih lanjut. Itu hanya menegaskan, Amerika tidak berniat melihat solusi damai," lanjutnya.
"Tidak heran pernyataan pejabat itu dibuat menjelang pertemuan lain AS dan sekutunya untuk membahas dukungan militer Ukraina. Rupanya, ini adalah cara pemerintah membuat rekan-rekannya percaya, tidak ada alternatif selain jalur memasok rezim Kiev dengan lebih banyak senjata," tambah Antonov.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Ukraian Volodymyr Zelensky mengungkapkan pasukannya memiliki amunisi dan persenjataan yang cukup. Namun, mereka mengharapkan lebih banyak pasokan senjata jarak jauh.
"Kami memiliki cukup senjata. Yang kami tidak punya cukup adalah senjata yang benar-benar mencapai jangkauan, yang kami butuhkan untuk mengurangi keunggulan peralatan Federasi Rusia," terangnya melansir Reuters.
Dua pekan lalu, Pemerintahan Amerika Serikat mengumumkan rencana pemberian paket bantuan militer baru ke Ukraina, yang akan mencakup pengiriman senjata dan amunisi HIMARS (Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi).
Baca juga:
- Jatuhkan Sanksi Bertubi-tubi Terkait Invasi: Uni Eropa Masih Jadi Importir Terbesar Bahan Bakar Rusia, Moskow Raup Rp1,4 Kuadriliun
- Dua Remaja Tewas dan Puluhan Luka-luka, Pemimpin Kelompok Islam di India Serukan Penundaan Protes Penghinaan Nabi Muhammad
- Rusia Hancurkan Jembatan Terakhir ke Sievierodonetsk, Gubernur Ukraina: warga Terjebak, Tidak Mungkin Evakuasi atau Mengirim Bantuan
- Jadi Raja Terlama Kedua di Dunia, Ratu Elizabeth II Lewati Bhumibol Adulyadej hingga Nenek Buyutnya Ratu Victoria
Dikatakan batch pertama akan mencakup empat sistem roket. Para pejabat AS sebelumnya mengatakan, jangkauan serang dari peluncur roket ringan beroda HIMARS tidak akan melebihi 80 kilometer.
Seperti yang ditegaskan Washington, Kyiv memberikan jaminan bahwa sistem roket AS tidak akan digunakan untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia.
Dikatakan batch pertama akan mencakup empat sistem roket. Para pejabat AS sebelumnya mengatakan, jangkauan serang dari peluncur roket ringan beroda HIMARS tidak akan melebihi 80 kilometer.
Seperti yang ditegaskan Washington, Kyiv memberikan jaminan bahwa sistem roket AS tidak akan digunakan untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia.