Marak Parkir Liar di Tebet Eco Park, PSI Sarankan Pemprov DKI Siapkan Kantong Parkir Tambahan

JAKARTA - Maraknya parkir liar di sekitar kawasan Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, menjadi keluhan warga. Keberadaan tukang parkir liar yang menggunakan badan jalan hingga trotoar kerap menimbulkan kemacetan.

Anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Eneng Malianasari meminta Pemprov DKI menggunakan cara inovatif seperti menyediakan kantong parkir tambahan di sekitar taman yang baru diresmikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beberapa waktu lalu itu.

“Kami meminta Pemprov DKI memakai cara-cara yang lebih inovatif, seperti menambah kantong-kantong parkir di Pasar Tebet Barat atau Pasad Tebet Timur," kata Eneng dalam keterangannya, Selasa, 14 Juni.

Selain itu, lanjut Eneng, Pemprov DKI juga bisa bekerja sama dengan Transjakarta untuk menyediakan angkutan gratis dari dan menuju Tebet Eco Park dari kantong-kantong parkir tersebut.

"Kan bisa sambil promo transportasi umum juga. Intinya ada banyak cara yang dapat dilakukan. Tinggal pilih mau yang mana,” tuturnya.

Terkait penindakan pengempisan ban kendaraan yang parkir secara liar oleh petugas Dinas Perhubungan DKI, Eneng meminta hal itu untuk tidak dilakukan.

"Pemprov DKI harus dapat mengantisipasi padatnya pengunjung Tebet Eco Park. Tapi tindakan antisipasi ini, jangan berupa antipati. Tidak harus yang merugikan warga. Mengempeskan ban itu sangat merugikan loh. Alpakah harus seperti itu?" cecarnya.

Sebelumnya, seorang warga bernama Ricky Siahaan yang mengaku sebagai warga Tebet mengeluhkan kondisi Tebet Eco Park yang merugikan penduduk sekitar lantaran tidak tertib dan semrawut.

"Saat ini, saya dan keluarga merupakan satu dari banyak bagian warga tebet yang sudah sampai ke titik frustrasi dengan chaos yang diakibatkan Tebet Eco Park," kata Ricky Siahaan dalam akun Instagram rickysiahaan.

Dalam akun Instagramnya, Ricky Siahaan memandang Pemprov DKI tidak matang dalam merencanakan infrastruktur parkir hingga lapak UMKM dalam revitalisasi taman tersebut. Sehingga, yang terjadi adalah tukang parkir liar dan PKL yang berjualan tanpa izin menjadi merajalela.

"Tukang parkir liar yang entah datang mana membuat badan jalan yang sebelumnya tidak diperbolehkan parkir, menjadi tempat parkir umum. Alhasil jalan macet setiap hari. Terparah saat weekend dan hari libur," ucap Ricky Siahaan.

"Pedagang Kaki Lima berjualan padat tanpa ijin persis di depan rumah warga. Akibat banyaknya dagangan, sampah menjadi problem harian warga sekitar," lanjutnya.