Bagikan:

JAKARTA - Anggota DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai Taman Kota Tebet (Tebet Eco Park) di Jakarta Selatan yang ditutup sementara adalah efek dari kajian yang tidak matang.

"Ketika pembangunan yang dilakukan oleh Pemprov DKI membawa dampak negatif bagi masyarakat, itu membuktikan perencanaan tak baik, kajian tidak matang," kata Gembong, Rabu 15 Juni dikutip dari Antara.

Taman yang berada di tengah kawasan permukiman warga itu harus melalui perencanaan dan kajian yang matang.

Perencanaan dan kajian itu, kata dia, di antaranya meliputi akses transportasi publik, tempat parkir, akses keluar masuk, hingga mempertimbangkan kenyamanan warga setempat.

Kajian mendalam, kata dia, juga harus dilakukan apabila ingin mengarahkan masyarakat menggunakan transportasi umum untuk menuju taman seluas 2,5 hektare itu disertai sosialisasi masif kepada masyarakat.

Politisi PDI Perjuangan itu menyebut pembangunan taman tersebut hanya mengejar proyek dengan kajian yang masih lemah.

"Kan pasti terpikir kalau sudah melalui perencanaan. Karena semua (perencanaan) itu tidak dilakukan, maka yang terjadi seperti sekarang hanya mengejar proyek saja," katanya.

Ia pun meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk menata kembali termasuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat sehingga keberadaan taman itu memberikan manfaat besar kepada masyarakat.

Sebelumnya, sejumlah warga menyampaikan keluhan terkait keberadaan parkir liar dan lapak pedagang liar di sekitar kawasan Tebet Eco Park sehingga mengganggu lalu lintas.

Dinas Perhubungan DKI Jakarta berencana akan mengangkut sepeda motor yang parkir liar di sekitar kawasan Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, karena mengganggu arus lalu lintas. Dishub juga menderek mobil dan melakukan Operasi Cabut Pentil motor yang parkir liar.

"Kalau masih ada parkir sebagaimana yang berlaku di lokasi lainnya, kami akan angkut sepeda motor," kata Kadishub DKI Syafrin Liputo.

Pemprov juga menyerahkan kepada Kepolisian untuk menilang kendaraan bermotor yang parkir sembarangan tersebut. Sejak Mei 2022, pihaknya sudah melakukan manajemen dan rekayasa lalu lintas di kawasan taman kota itu.

Dari hasil manajemen dan rekayasa lalu lintas itu, pihaknya menetapkan 11 lokasi parkir di sekitar Taman Kota Tebet dengan daya tampung sekitar 570 parkir mobil dan 4.500 motor.

Kantong parkir di sekitar Taman Kota Tebet di antaranya di SMP 73, SD Muhammadiyah, Rusun Harum Tebet dan Lapangan Basket, Panti Sosial, TPS, Kopi Nako serta SPBU terdekat.

Sementara itu, Pemprov DKI melalui Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI lewat akun Instagram @tamanhutandki mengumumkan Tebet Eco Park ditutup sementara hingga akhir Juni 2022 setelah dibuka selama sekitar dua bulan terakhir.