Bagikan:

JAKARTA - Sampai saat ini, Tebet Eco Park masih ditutup. Padahal, sejak penutupan beberapa bulan lalu, Pemprov DKI Jakarta merencanakan pembukaan kembali Tebet Eco Park pada akhir bulan Juni.

Menjawab hal ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut Tebet Eco Park masih dirapikan agar lebih teratur.

"(Tebet Eco Park) masih dalam proses dirapikan. Tunggu saja. Nanti dikabari, ya, kalau sudah selesai," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 30 Juni.

Ketika nanti dibuka kembali, Riza berharap tak ada lagi tukang parkir liar dan pedagang kaki lima (PKL) tanpa izin di sekitar Tebet Eco Park. Sehingga, tak lagi ada keluhan warga terhadap kondisi tersebut.

"Mudah-mudahan ada perbaikan-perbaikan yang lebih baik, sehingga warga lebih nyaman, lebih tertib, teratur, itu harapan kita. Tidak ada lagi pedagang yang mengganggu ketertiban di pinggir jalan, parkir-parkir liar juga diharapkan tidak ada lagi, karena itu mengganggu kenyamanan pengguna," urai Riza.

Masalah Tebet Eco Park ini muncul lantaran membeludaknya pengunjung, disertai dengan maraknya parkir liar serta PKL tanpa izin, menuai protes dari warga sekitar.

Sejak Tebet Eco Park diresmikan dua bulan lalu, warga Jakarta hingga luar daerah berbondong-bondong untuk menikmati ruang terbuka hijau tersebut.

Namun, ternyata jumlah warga yang datang ke Tebet Eco Park sedemikian tinggi hingga taman dan wilayah sekitarnya menjadi amat padat. Di luar prediksi, pengunjung yang datang bisa mencapai enam kali lipat dari kapasitas.

"Taman yang dirancang berkapasitas 8-10 ribu, pernah kedatangan 60 ribu warga dalam satu hari di akhir pekan. Kesempatan menikmati taman menjadi sangat berkurang karena kepadatan yang ekstrem," kata Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, beberapa waktu lalu.

Membeludaknya pengunjung menyebabkan kepadatan lalu lintas di jalan sekitar Tebet Eco Park, yang sejatinya hanya memiliki lebar masing-masing satu ruas kendaraan pada jalur kiri dan kanan.

Tingginya antusias pengunjung ini pun dimanfaatkan oleh tukang parkir liar yang mengganggu badan jalan hingga trotoar hingga PKL yang berjualan tanpa izin di sekitar Tebet Eco Park dan kawasan perumahan.

Kemacetan dan sampah menjadi tak terhindarkan. Warga yang bertempat tinggal di sekitar Tebet Eco Park sampai mengaku frustasi menghadapi kesemrawutan ini. Mereka telah berkali-kali melaporkan keluhan lewat aplikasi JAKI, sampai akhirnya baru mendapat respons saat masalah ini viral di media sosial.

Karenanya, Anies memutuskan untuk menutup sementara Tebet Eco Park selama beberapa minggu hingga akhir bulan Juni. Selama ditutup, Pemprov DKI akan membenahi taman yang memiliki tujuan pemulihan ekosistem dan naturalisasi ruang terbuka hijau dan biru tersebut.

"Maka, kami harus menata ulang pengelolaan Tebet Eco Park. Untuk sementara, Tebet Eco Park ditutup sampai akhir Juni untuk melakukan pembenahan fasilitas," lanjutnya.