Mulai Berlaku Aturan Nama Anak Dilarang Pakai Satu Kata, Dukcapil Ingatkan Juga Gelar Seperti Haji Tidak Bisa Dicantumkan dalam Dokumen
KALBAR - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) mengingatkan masyarakat untuk tidak lagi menggunakan satu kata pada nama untuk sejumlah dokumen kependudukan mulai tahun 2022.
"Permendagri 73 tahun 2022 telah mengatur tentang pencatatan nama pada dokumen kependudukan, berlaku mulai tanggal 21 April 2022," kata Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Kalimantan Barat, Yohanes Budiman di Pontianak, dikutip dari Antara, Senin 30 Mei.
Dia juga menjelaskan dari aturan Permendagri tersebut berlaku untuk dokumen kependudukan seperti biodata, kartu keluarga, kartu identitas anak (KIA), kartu tanda penduduk elektronik (E-KTP), dan akta pencatatan sipil.
"Sekarang kita telah menyesuaikan dengan aturan baru yakni suku kata pada nama paling sedikit terdiri dari dua dan huruf beserta spasi tidak boleh lebih dari 60," ujarnya.
Dia juga menjelaskan hal ini juga berlaku bagi yang baru mengurus bukan untuk semuanya. "Gelar yang [juga] biasa orang cantumkan, di antaranya haji, profesor, dan lainnya tidak lagi kita cantumkan pada dokumen kependudukan karena gelar tersebut sifatnya berubah-ubah," tuturnya.
Baca juga:
- Di Depan PKB dan Gerindra, PKS Ajak Partai Lain Gugat Ambang Batas Calon Presiden 20 Persen
- Formappi Minta Pj Kepala Daerah dari TNI-Polri Aktif Segera Dikoreksi
- Kisruh Penetapan Pj Gubernur, Rumah Demokrasi Dorong Pemerintah Bikin Aturan Teknis
- Mendagri Instruksikan Pj Kepala Daerah di Papua Jaga Situasi Keamanan
Dia juga menambahkan selain gelar, nama juga tidak boleh disingkat seperti Gusti menjadi Gst, Muhammad menjadi Moh, dan masih banyak lagi.
"Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak mengalami kesulitan dengan urusan nama dan kita juga akan segera mensosialisasikan aturan ini kepada masyarakat di Kalbar," tandasnya.