Produsen Senjata Rusia Harapkan Arab Saudi Tertarik Sistem Pertahanan Rudal S-400
JAKARTA - Sistem rudal permukaan-ke-udara jarak menengah ke jarak jauh S-400 Rusia yang dibesut oleh produsen pertahanan Rusia, Almaz-Antey, diharapkan dapat membangkitkan minat spesialis militer dari Arab Saudi dengan karakteristik kinerjanya yang tinggi.
"Kami berharap Arab Saudi membuat pilihan yang objektif, setelah menilai kualitas tinggi dari sistem rudal anti-pesawat (S-400) ini dan item lain yang kami buat," ujar CEO PAlmaz-Antey Yan Novikov dalam sebuah wawancara dengan majalah Pertahanan Nasional, pada kesempatan ulang tahun perusahaan yang ke-20, seperti dikutip dari TASS 1 Mei.
Arab Saudi secara tradisional merupakan importir terbesar senjata Amerika Serikat, termasuk pertahanan udara dan sistem pertahanan rudal anti-balistik non-strategis.
Sejauh ini, angkatan bersenjata Arab Saudi tidak memiliki senjata Soviet dan Rusia yang serupa. Spesialis Arab Saudi menerima informasi penting tambahan tentang perangkat keras militer Rusia di Pameran Pertahanan Dunia yang diadakan di Riyadh pada Bulan Maret.
"Almaz-Antey mengambil bagian dalam forum itu," kata Novikov menjelaskan.
Diketahui, sistem pertahanan rudal S-400 'Triumf' Rusia (nama pelaporan NATO: SA-21 Growler) adalah sistem rudal permukaan-ke-udara jarak jauh dan menengah terbaru yang mulai beroperasi pada tahun 2007.
Sistem ini dirancang untuk menghancurkan pesawat strategis dan taktis, rudal jelajah dan balistik dan senjata hipersonik dan juga dapat digunakan melawan instalasi darat.
Baca juga:
- Gabung Kontraktor Militer Swasta, Mantan Marinir AS Tewas dalam Pertempuran di Ukraina
- Idulfitri 2022: Arab Saudi Imbau Warganya untuk Melihat Bulan Sabit pada Sabtu Malam
- Desak Israel Hentikan Penembakan di Suriah, Rusia: Melanggar Hukum Internasional dan Tidak Dapat Diterima
- Sukses Menyusup ke Garis Belakang Rusia: Pasukan Khusus Ukraina Serang Konvoi Logistik, Hambat Serangan Moskow
Tak hanya itu, sistem rudal S-400 dapat menyerang target pada jarak hingga 400 km dan pada ketinggian hingga 30 km di bawah tembakan dan gangguan musuh yang intensif.