Rusia Jatuhkan Sanksi Larangan Masuk Bagi 287 Anggota Parlemen Inggris, PM Johnson: Lencana Kehormatan
JAKARTA - Rusia telah mengumumkan akan memberlakukan pembatasan individu pada 287 anggota House of Commons Inggris, sebagai pembalasan atas tindakan hukuman yang dijatuhkan Inggris terhadap anggota Duma Negara, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Hari Rabu.
"Menanggapi keputusan yang diambil oleh pemerintah Inggris pada 11 Maret 2022 untuk memberikan sanksi kepada 386 anggota Duma Negara dari Majelis Federal Rusia. Pembatasan pribadi diterapkan pada 287 anggota House of Commons Inggris," tegas pernyataan tersebut. Daftar itu juga termasuk Sir Lindsay Hoyle, ketua majelis rendah parlemen Inggris, dikutip dari TASS 28 April.
"Orang-orang yang disebutkan di atas sekarang dilarang memasuki Federasi Rusia telah memainkan peran aktif dalam menyetujui instrumen London untuk sanksi anti-Rusia, dan telah berkontribusi pada upaya tak berdasar untuk mengobarkan histeria Russophobia di Inggris," tambah kementerian itu.
"Mengingat pertaruhan London untuk meningkatkan sanksi anti-Rusia, upaya penanggulangan dan perluasan daftar penghentian Rusia akan dilanjutkan," sambung pernyataan itu.
Daftar 287 nama itu termasuk menteri saat ini dan mantan menteri serta beberapa orang yang tidak lagi menjabat sebagai anggota parlemen. Seorang mantan anggota parlemen, Dominic Grieve, muncul dua kali.
Baca juga:
- Israel Luncurkan Serangan Udara ke Damaskus, Militer Suriah Klaim Cegat Mayoritas Rudal
- Buru Enam Perwira Intelijen Rusia, Amerika Serikat Tawarkan Imbalan Rp144 Miliar
- IAEA Sebut Pendudukan Chernobyl oleh Pasukan Rusia Sangat Berbahaya, Presiden Zelensky: Mereka Tidak Mengerti
- Dukung Perdamaian di Ukraina, China: Tidak Ada yang Ingin Melihat Perang Dunia III
"Semua 287 orang itu harus menganggapnya sebagai lencana kehormatan," ujar PM Inggris Boris Johnson, yang dirinya sendiri dilarang dari Rusia pada 16 April, mengatakan kepada parlemen, seperti mengutip Reuters.
Kremlin sebelumnya telah memilih PM Johnson sebagai "peserta paling aktif dalam perlombaan untuk menjadi anti-Rusia". Minggu ini, Rusia memperingatkan Inggris tentang "tanggapan proporsional" jika terus memprovokasi Ukraina, untuk menyerang sasaran di Rusia.