Ledakan Guncang Masjid Syiah di Afghanistan Utara: 11 Orang Tewas, ISIS Klaim Bertanggung Jawab

JAKARTA - Sebuah ledakan yang diklaim oleh Negara Islam di sebuah masjid Syiah di Kota Mazar-e-Sharif Afghanistan utara pada Hari Kamis, menewaskan sedikitnya 11 orang, kata seorang pejabat kesehatan.

Itu adalah salah satu dari serangkaian ledakan di seluruh negeri. Ledakan terpisah menyebabkan sedikitnya 11 korban lagi di Kunduz, kota lain di Afghanistan utara, menurut seorang pejabat kesehatan provinsi.

ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan Mazar-e-Sharif, menurut sebuah pernyataan di saluran Telegram kelompok itu.

Ledakan itu terjadi selama Bulan Suci Ramadan dan dua hari setelah ledakan melanda sebuah sekolah menengah di daerah Hazara, yang didominasi Syiah di Kabul barat, menewaskan sedikitnya enam orang.

"Sebuah ledakan terjadi di distrik kedua di dalam sebuah masjid Syiah," Mohammad Asif Wazeri, juru bicara komandan Taliban di Mazar-e-Sharif mengatakan kepada Reuters, seperti dikutip 21 April.

Seorang warga Mazar-e-Sharif mengatakan, dia sedang berbelanja dengan saudara perempuannya di pasar terdekat ketika dia mendengar ledakan besar dan melihat asap mengepul dari daerah sekitar masjid.

"Kaca toko pecah dan sangat ramai dan semua orang mulai berlarian," tutur wanita yang menolak disebutkan namanya itu.

Zia Zendani, juru bicara otoritas kesehatan provinsi, mengatakan 11 orang tewas dan 32 terluka dalam ledakan itu.

Sementara, rumah sakit di Kunduz telah menerima 11 orang tewas atau terluka dalam ledakan terpisah, menurut Najeebullah Sahel, dari otoritas kesehatan provinsi Kunduz.

Diketahui, komunitas Syiah, minoritas agama di Afghanistan, sering menjadi sasaran kelompok militan Sunni, termasuk ISIS.

Terpisah, seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri mengatakan ledakan pinggir jalan telah menargetkan sebuah van mekanik militer di Kunduz, mengatakan siswa sekolah termasuk di antara yang terluka.

Dia menambahkan ledakan lain di pinggir jalan di ibu kota, Kabul, telah melukai tiga orang, termasuk seorang anak.

Richard Bennett, Pelapor Khusus PBB untuk Afghanistan tentang hak asasi manusia, mengutuk ledakan itu.

"Hari ini lebih banyak ledakan mengguncang Afghanistan. Serangan sistematis yang ditargetkan terhadap sekolah-sekolah dan masjid-masjid yang ramai menuntut penyelidikan segera, akuntabilitas dan diakhirinya pelanggaran hak asasi manusia," katanya dalam sebuah Tweet.

Penguasa Taliban Afghanistan mengatakan mereka telah mengamankan negara itu sejak mengambil alih kekuasaan pada Agustus. Tetapi, para pejabat internasional dan analis mengatakan, risiko kebangkitan militan tetap ada dan kelompok militan ISIS telah mengklaim beberapa serangan.