Muncul Baliho Firli Bahuri di Lampung Selatan, Tes Ombak untuk Pilpres 2024?

JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri dianggap sedang tes ombak untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Anggapan ini muncul setelah ada dua baliho bergambar wajahnya yang terpasang di Jalan Natar, Lampung Selatan.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin menilai Firli Bahuri sedang tes ombak melihat peluangnya di Pilpres 2024. Hal ini terlihat dari upaya pemasangan baliho yang terjadi beberapa waktu belakangan termasuk di Jalan Natar, Lampung Selatan.

"Kelihatannya Firli sedang testing the water soal pencapresan dirinya. Dia ingin melihat respons dari masyarakat," kata Ujang kepada wartawan, Kamis, 21 April.

Selain itu, Ujang juga melihat banyak pihak yang mulai angkat bicara bahwa Firli adalah sosok yang pantas untuk menjadi calon presiden maupun calon wakil presiden. "Jadi saya melihatnya ini memang gerakan cek ombak," ungkapnya.

Meski begitu, pengamat politik ini menilai tak ada yang salah jika misalnya Firli memang benar ingin maju jadi capres maupun cawapres di Pilpres 2024. Sebab, hal serupa juga pernah dilakukan oleh salah satu mantan Pimpinan KPK, Abraham Samad.

Lebih lanjut, Ujang skeptis jika Firli tak tahu menahu soal pemasangan baliho itu. Menurutnya, eks Deputi Penindakan KPK itu tahu.

Namun, kalaupun dia benar tak tahu, KPK dirasa tak perlu melakukan pengusutan. Karena, tak ada pelanggaran pidana dalam pemasangan baliho itu.

"Kemungkinan Firli tahu itu (pemasangan baliho, red). Tak mungkinlah tidak tahu," ujarnya.

Adapun sorotan pemasangan baliho di pinggir jalan di Kabupaten Lampung Selatan ini disampaikan oleh eks Juru Bicara KPK Febri Diansyah. Lewat Akun Twitternya, @febridiansyah, dia menanyakan apakah pemasangan baliho itu berkaitan dengan program sosialisasi komisi antirasuah.

"Yth. Pak @firlibahuri. Ada foto Bapak di baliho gede di Lampung Selatan. Udah tahu belum, Pak? Atau apa @KPK_RI ada program sosialisasi ak dg baliho?" tulisnya yang dikutip pada Rabu, 20 April.

Pegiat antikorupsi ini mengatakan dia mendapatkan foto baliho tersebut dari temannya yang sedang bertugas di Lampung Selatan. Di akhir cuitannya, Febri menyindir foto baliho bergambar Firli yang turut diunggahnya.

Ada dua foto baliho yang diunggah Febri. Pertama, baliho berwarna merah dengan gambar Firli berjabat tangan dengan Presiden Jokowi lengkap dengan tulisan, 'Kita berbakti untuk negeri membebaskan NKRI dari korupsi'.

Sementara pada baliho kedua, hanya ada foto Firli Bahuri seorang diri dengan latar belakang warna biru. Ada tulisan di baliho tersebut yaitu, 'Negara telah memberiku segalanya. Kini saatnya aku membayar kembali kepada bangsa dan negara'.

Kedua foto tersebut dilengkapi dengan slogan KPK, 'Berani jujur hebat!'.

"Btw fotonya bagus, pak," ungkap Febri dilengkapi dengan emoticon tersenyum.

Sorotan ini kemudian dijawab langsung oleh Firli Bahuri. Melalui keterangan tertulisnya, dia mengaku tak tahu menahu soal pemasangan baliho tersebut.

"Saya tidak tahu terkait hal tersebut, apakah itu iklan perusahaan atau ekspresi mendukung pemberantasan korupsi di Tanah Air," ujar Firli.

Meski tak tahu, eks Deputi Penindakan KPK itu mengaku tak keberatan dengan pemasangan baliho tersebut. Apalagi, Firli bilang, jika pesan yang disampaikan bertujuan untuk memberikan dukungan dalam upaya pemberantasan korupsi.

"Secara pribadi, jika mengandung pesan peringatan anti korupsi, itu baik dan jika dimaksudkan dukungan kepada KPK untuk pemberantasan korupsi. KPK mengucapkan terima kasih," ujarnya.

Senada, Plt Juru Bicara KPK Bidang Penindakan Ali Fikri juga mengatakan lembaganya tak pernah memasang baliho bergambar wajah Firli. Dia juga memastikan pemasangan tersebut tidak menggunakan anggaran lembaga.

"Kami memastikan bahwa pemasangan baliho pesan antikorupsi dimaksud tidak menjadi bagian program KPK dan juga tidak menggunakan anggaran KPK," tegasnya.

Namun, Ali mengatakan pesan antikorupsi semacam ini memang perlu digelorakan semua pihak. Apalagi, masyarakat bisa berperan banyak hal dalam memberantas korupsi selain dengan cara menyampaikan aduan dugaan korupsi.

"Pesan antikorupsi penting terus digelorakan, agar satu sama lain saling mengingatkan untuk menjauhi perilaku-perilaku korupsi," ungkap Ali.

"Peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi tidak hanya melalui penyampaian pengaduan dugaan tindak pidana korupsi dalam proses penegakkan hukum. Namun juga untuk ikut terlibat dalam pengawasan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan, serta penyampaian pesan-pesan antikorupsi kepada masyarakat," pungkasnya.