Kremlin Sindir Gedung Putih Soal Tudingan Sesat Informasi: Pentagon Tak Paham Gaya Kerja Kami

JAKARTA - Perang kata-kata Kremlin dan Gedung Putih jadi jenis pertarungan yang berbeda di tengah konflik berkepenjangan peperangan Rusia. Kremlin kembali membantah tudingan Gedung Putih soal sesat informasi yang diterima Presiden Vladimir Putin.

Pejabat Gedung Putih mengutip laporan intelijen bilang, Putin sedang disesatkan oleh para penasihat yang terlalu takut untuk berkata jujur betapa buruknya perang di Ukraina dan betapa merusaknya sanksi-sanksi Barat.

Dimulai pada 24 Februari lalu, invasi Rusia banyak tertahan dan dihentikan di berbagai front oleh perlawanan keras dari pasukan Ukraina, yang belakangan berhasil merebut kembali sejumlah wilayah meski banyak penduduk sipil masih terjebak di kota-kota yang dikepung Moskow.

Invasi Rusia 24 Februari ke tetangga selatannya telah dihentikan di banyak front oleh perlawanan keras dari pasukan Ukraina yang telah merebut kembali wilayah bahkan ketika warga sipil terjebak di kota-kota yang terkepung.

"Kami memiliki informasi (Presiden) Putin merasa disesatkan oleh militer Rusia, yang telah mengakibatkan ketegangan terus-menerus antara (Presiden) Putin dan kepemimpinan militernya," Kate Bedingfield, direktur komunikasi Gedung Putih.

"Kami percaya bahwa (Presiden) Putin mendapat informasi yang 'salah' dari para penasihatnya, tentang seberapa buruk kinerja militer Rusia dan bagaimana ekonomi Rusia dilumpuhkan oleh sanksi, karena penasihat seniornya terlalu takut untuk mengatakan yang sebenarnya," tandas Bedingfield.

Kremlin langsung membantah klaim AS dan Inggris itu.

"Ini menunjukkan bahwa baik Departemen Luar Negeri maupun Pentagon tidak memiliki informasi nyata tentang apa yang terjadi di Kremlin," kata juru bicara Putin Dmitry Peskov kepada wartawan dikutip dari The Moscow Times, Jumat 1 April.

"Mereka tidak memahami Presiden Putin, mereka tidak memahami mekanisme pengambilan keputusan dan mereka tidak memahami gaya kerja kami," tambahnya.

Keputusan Washington untuk membagikan intelijennya secara lebih terbuka mencerminkan strategi yang telah dilakukan sejak sebelum perang dimulai. Dalam hal ini, itu juga dapat memperumit perhitungan Putin, kata seorang pejabat AS.

"Ini berpotensi berguna. Apakah itu menabur pertikaian di jajaran? Itu bisa membuat Putin mempertimbangkan kembali siapa yang bisa dia percayai," sebut pejabat itu.

Terpisah, Seorang diplomat senior Eropa mengatakan penilaian AS sejalan dengan pemikiran Eropa.

"Putin berpikir segalanya berjalan lebih baik daripada sebelumnya. Itulah masalahnya jika orang di sekeliling Anda adalah 'yes men', atau hanya duduk bersama mereka di ujung meja yang sangat panjang," kata diplomat itu.