Dihadang Massa, Gatot Nurmantyo-Din Syamsuddin Gagal Ikuti Acara KAMI di Surabaya

SURABAYA - Gatot Nurmantyo dan Din Syamsuddin gagal menghadiri acara silaturahmi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Surabaya, Jawa Timur. Acara ini dihadang ratusan massa yang tergabung dalam Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA).

Acara KAMI sedianya digelar di gedung Juang 45, Jalan Mayjen Sungkono dan Jalan Jambangan Kebon Agung, Surabaya. Di dua lokasi itu massa memblokade menolak acara KAMI tersebut.

Pantauan di lokasi, selain dipenuhi massa, pintu gerbang gedung Juang juga dipenuhi polisi. Sebuah mobil polisi pengurai massa juga nampak siaga di sekitar lokasi gedung Juang.

Massa juga terlihat berkumpul di depan pintu gerbang Gedung Juang 45, demikian juga massa di Jalan Jambangan. Massa juga membawa mobil komando dan melakukan orasi menolak acara KAMI.

Beberapa spanduk pun dibentangkan massa aksi. Seperti 'Aliansi Pemuda Surabaya Menolak Kehadiran KAMI Barisan Sakit Hati Pemecah Belah Bangsa', 'Arek Suroboyo Menolak KAMI dan KAMI Ojok Banci, Nek Wani Nggawe Partai, Ojo Cuma Dadi Provokator' ini dibentangkan.

Koordinator lapangan salah satu elemen massa, Andri Adi Kusumo, mengatakan kelompok KAMI berbahaya jika dibiarkan. "KAMI adalah kelompok yang berpotensi melakukan makar di Indonesia," kata Andri, saat berorasi di depan Gedung Juang 45, Surabaya, Senin, 28 September 2020.

Apalagi, lanjut Andri, saat ini sedang masa pandemi COVID-19, sehingga jangan sampai di Surabaya kembali muncul klaster-klaster penularan. 

"Acara KAMI ini mendatangkan ratusan massa, jadi lebih baik dibubarkan saja," ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Sawahan AKP Wisnu Setiyawan Kuncoro, menyebut acara silaturahmi KAMI di Surabaya tidak memiliki izin. 

"Acara KAMI di Gedung Juang 45 tidak memiliki izin, penyelenggara harusnya juga mempertimbangkan kondisi pandemi COVID-19," jelasnya.

Sebelumnya Din Syamsuddin menegaskan, KAMI dibentuk sebagai gerakan moral. Gerakan ini bercita-cita menegakan kebenaran dan menciptakan keadilan bagi masyarakat.

“Dan kami sebagai gerakan moral, bersama-sama kita bergerak dan berjuang. Bahwa gerakan moral tidak sepi dari politik, kita juga berpolitik. Tapi politik moral, tetapi politik berbasis nilai-nilai moral,” kata Din, Selasa, 18 Agustus.

Din Syamsuddin juga mengingatkan agar pendukung KAMI tetap waspada. Dia menduga ada upaya menggembosi KAMI.

“Sangat mungkin ada yang tidak suka, sangat mungkin ada tekanan dan intimidasi sebagai bentuk rekayasa yang ingin menggembosi gerakan kita,” tuturnya.