Bagikan:

JAKARTA - Penggagas gerakan Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA), Maman Imanulhaq mengklaim bahwa pihaknya tidak mendapat intervensi dari partai politik.

Meskipun, saat ini Maman menjabat sebagai Anggota Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia menegaskan jabatannya tak memengaruhi pencetusan gerakan KITA. 

"KITA tidak ada keterkaitan dengan partai politik manapun. Yang ada adalah kelompok elemen masyarakat seperti seniman, budayawan, tokoh agama. Kalaupun ada beberapa politisi yang masuk, itu mewakili individu, bukan mewakili parpol," kata Maman kepada VOI, Jumat, 2 Agustus.

Kemudian, Maman juga menegaskan bahwa KITA tidak mendapat campur tangan dari pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Meskipun, Maman pernah menjabat sebagai Direktur Relawan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019.

"Tidak ada campur tangan pemerintah dan sebagainya. Ini adalah gerakan kesadaran sosial," ucap Maman.

Maman bilang, gerakan KITA tergagas secara spontan oleh relawan dalam acara syukuran atas HUT ke-75 Kemerdekaan RI dan peringatan Tahun Baru Islam.

"Tiba-tiba, secara spontan kami mendeklarasikan KITA, Kerapatan Indonesia Tanah Air. Jadi, betul-betul bukan politis, tapi sebuah politik kesadaran dan gerakan sosial," ujarnya.

Maman melanjutkan, tujuan pembentukan KITA bukanlah untuk menandingi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Namun, gerakan ini dideklarasikan untuk mengoreksi KAMI. Sebab, menurut dia, KAMI merupakan barisan orang yang masih memiliki dendam dari hasil Pemilihan Presiden 2019.

"Ini bukan tandingan. Ini adalah koreksi bagi kelompok yang mendeklarasikan KAMI. Kita tidak ingin, setelah pilpres, masih ada orang yang mendam dendam," sebutnya.

Selain Maman, orang yang ikut menggagas KITA adalah budayawan Taufik Rahzen, tokoh agama Abun Bunyamin dan Jhoan Souhokua, serta beberapa tokoh lainnya.

KITA dideklarasikan di gedung Joeang, Menteng, Jakpus, Rabu, 19 Agustus. Sejumlah tokoh dan organ relawan serta elemen budayawan, pesantren dan habaib ikut hadir.

Gerakan KITA didengungkan tak lama Setelah Din Syamsuddin bersama beberapa tokoh politik mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).