JAKARTA - Din Syamsuddin bersama sejumlah tokoh mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Politikus Partai Demokrat Ferdinan Hutahaean mengatakan, deklarasi ini adalah gerakan pengulangan yang sudah ada.
"Misalnya dulu ada gerakan Kembali ke UUD 45 Asli yang berujung pada gerakan makar meski kasus hukumnya kemudian tidak dilanjutkan atas kebijaksanaan penguasa," kata Ferdinan kepada wartawan, Jakarta, Selasa, 18 Agustus.
Dengan begitu, dia meyakini deklarasi ini tidak akan berbuat sesuatu yang nyata. Atau mengaplikasikan apa yang dideklarasikan hari ini di Tugu Proklamasi.
"Jadi gerakan ini adalah gerakan suara saja alias gerakan bacot saja yang tak akan menjadi gerakan nyata di lapangan apalagi menjadi gerakan rakyat," ujar dia.
BACA JUGA:
Menurut dia, hal itu karena maklumat yang disampaikan KAMI belum mewakili perasaan rakyat sepenuhnya. Kemudian, juga tidak meresap ke sanubari rakyat.
"Dan tokoh-tokoh dalam gerakan ini adalah tokoh yang tak mendapat kepercayaan dari publik, hanya sekelas tokoh media sosial saja," kata dia.
Untuk itu, dia yakin masyarakat tidak akan mengikuti mereka. "Rakyat jelas lebih percaya kepada pemerintah daripada kepada orang-orang ini yang sesungguhnya saya enggan menyebut mereka sebagai tokoh," katanya.
Diketahui, Din Syamsuddin bersama sejumlah tokoh termasuk mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Din Syamsuddin menegaskan KAMI dibentuk untuk membantu menangani persoalan bangsa.
Bukan hanya di Jakarta, deklarasi KAMI diklaim Din Syamsuddin digelar bersamaan di sejumlah kota seperti Solo, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Medan, Semarang, Bandung, Palembang, Makassar, Banjarmasin. Deklarasi juga disebut Din Syamsuddin dilakukan oleh perwakilan Kami di luar negeri seperti AS, Australia juga Swiss.
Di hadapan massa, Din Syamsuddin menegaskan, KAMI dibentuk sebagai gerakan moral. Gerakan ini bercita-cita menegakan kebenaran dan menciptakan keadilan bagi masyarakat.
“Dan kami sebagai gerakan moral, bersama-sama kita bergerak dan berjuang. Bahwa gerakan moral tidak sepi dari politik, kita juga berpolitik. Tapi politik moral, tetapi politik berbasis nilai-nilai moral,” kata Din Syamsuddin.
Din Syamsuddin juga mengingatkan agar pendukung KAMI tetap waspada. Dia menduga ada upaya menggembosi KAMI.
“Sangat mungkin ada yang tidak suka, sangat mungkin ada tekanan dan intimidasi sebagai bentuk rekayasa yang ingin menggembosi gerakan kita,” tuturnya.
Sementara itu deklarator KAMI, Gatot Nurmantyo menyinggung banyak hal soal kondisi Indonesia. Gatot bercerita soal perjalanannya beberapa tahun lalu soal kerawanan terhadap keutuhan bangsa.
“Perlu kita bersatu dalam keyakinan bersama, sebagai bangsa jangan mau dipecah belah untuk kepentingan apa pun. Ingat kita negara yang kaya dan makmur. Masyarakat yang toleran dan penuh gotong royong. Mari di kondisi sulit saat ini, kita punya kekuatan luar biasa. Kita punya potensi untuk jadi negara maju,” ujar Gatot.