Eropa Menunjukkan Ketidakpercayaan Sebagai Mitra, Menlu Lavrov: Kita Tidak Bergantung pada Siapa Pun
JAKARTA - Negara-negara Eropa menunjukkan ketidakpercayaannya sebagai mitra, sementar Moskow akan mempertimbangkan kemungkinan proposal kerja sama berdasarkan 'sikap kualitatif baru', ujar Menlu Rusia Sergei Lavrov.
"Kami tidak menutup pintu kami jika Eropa berubah pikiran," katanya, seperti dikutip dari TASS 24 Maret.
"Namun, harus ada pemahaman, seperti yang saya katakan sebelumnya, kita tidak akan bergantung pada siapa pun. Eropa menunjukkan ketidakpercayaannya sebagai mitra," tegasnya.
"Kami akan tumbuh lebih kuat, termasuk dengan bantuan EAEU (Eurasia Economic Union), SCO (Shanghai Cooperation Organization), BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan) dan mekanisme lainnya. Mempertimbangkan proyek, diusulkan untuk implementasi bersama, dari sikap baru secara kualitatif," papar Menlu Lavrov.
Lebih jauh Menlu Lavrov menekankan, setelah mendapatkan bentuk kebangsaannya saat ini, Rusia bersedia bekerja sama dengan semua pihak, yang menyatakan kesiapan timbal balik berdasarkan kesetaraan, saling menguntungkan, rasa hormat bilateral dan pencarian keseimbangan kepentingan dan kompromi.
"Inilah mengapa kami memiliki rekor angka perdagangan yang tinggi dengan Eropa selama bertahun-tahun dan mencapai 430 miliar dolar AS pada 2010, 2011, 2012," ungkap Menlu Lavrov.
"Namun, ketika Eropa mengabaikan dan mengalami penghinaan dari ultra-radikal Ukraina setelah (kerusuhan) Maidan, ketika semua jaminannya diludahi dan (Eropa) disimpan dari semua rencana, yang ingin diterapkan oleh neo-Nazi, Eropa mencoba mengkompensasi kelemahannya dengan menuduh kami melakukan segalanya," bebernya.
"Dalam situasi seperti itu, ketika seseorang mencoba untuk menyeimbangkan dan kemudian dukungan sisi kiri diambil tiba-tiba, seseorang jelas harus mengintensifkan pekerjaan ke arah timur, sesederhana itu," tandas Menlu Lavrov.
Baca juga:
- Sebut Rusia Tidak Dapat Menangi Perang Nuklir, NATO Peringatkan Penggunaan Senjata Kimia: Mengubah Konflik dan Berdampak Luas
- Pemimpin Negara NATO Bahas Invasi Rusia ke Ukraina Hari Ini di Belgia, China Jadi Sorotan
- Sebulan Rusia Invasi Ukraina: Tambah Kekuatan Militernya, NATO Bakal Miliki Delapan Grup Tempur di Eropa Timur
- Posisi Rusia di G20 Diusik, China: Tidak Ada Anggota yang Memiliki Hak Memberhentikan Negara Lain
Ditambahkan olehnya, perdagangan antara Rusia dan China naik 50 persen tahun lalu dengan total 145 miliar dolar AS. Sementara, China juga bekerja sama dalam kerangka Uni Ekonomi Eurasia (EAEU).
"Kami memiliki SCO, di mana kami juga mengerjakan proyek-proyek perdagangan dan ekonomi besar serta infrastruktur bersama dengan masalah keamanan," jelasnya.
"Kami juga memiliki BRICS, yang mendirikan Bank Pembangunan dan yang beroperasi secara aktif, termasuk di bawah situasi yang tidak nyaman saat ini. Akhirnya, kami memiliki RIC (Rusia, India, Cina)," pungkasnya.