Rusia Kirim 1.000 Tentara Bayaran ke Ukraina Gantikan Kinerja Pasukan yang Mulai Menurun
JAKARTA - Seorang pejabat senior intelijen Barat mendapat informasi kalau Vladimir Putin akan menambah jumlah pasukannya di Ukraina. Presiden Rusia itu akan mengirim 1.000 tentara bayaran ke Ukraina dengan tujuan menghancurkan kota-kota supaya segera jatuh.
Dikutip dari CNN Internasional, Sabtu 5 Maret, prediksi itu dan dapat menyebabkan jatuhnya korban sipil yang signifikan.
Amerika Serikat sendiri memang sudah melihat beberapa indikasi kalau tentara bayaran Rusia mungkin terlibat dalam invasi Moskow ke Ukraina di beberapa tempat. Namun seorang pejabat senior pertahanan AS mengaku tidak jelas di mana atau dalam berapa jumlah pasukan itu beraksi.
"Kami telah melihat beberapa indikasi bahwa mereka dipekerjakan," kata pejabat itu.
Dalam berbagai informasi yang dibagikan otoritas Ukraina, pasukan mereka diklaim berhasil menahan banyak sekali tentara Rusia. Rata-rata prajurit yang dikirim masih sangat muda dan bahkan mereka tidak tahu apa persoalan sehingga meletus perang.
Beberapa pasukan Rusia kabarnya kini malah sedang berjuang dengan masalah moral dan kemunduran di medan perang. Ini juga kabarnya yang bikin konvoi besar-besaran di utara Kyiv terhenti selama beberapa hari terakhir.
Pasukan tentara bayaran akan membentengi unit yang lesu, kata pejabat itu, saat invasi Rusia ke Ukraina memasuki akhir pekan kedua.
Pejabat itu menambahkan bahwa AS yakin tentara bayaran yang sudah berada di Ukraina. Mereka berkinerja buruk ketika menghadapi perlawanan yang lebih keras dari yang diperkirakan dari Ukraina.
Baca juga:
- 'Semua yang Mati Hari Ini karena Kelemahan Anda', Sindir Presiden Ukraina Zelensky ke NATO
- Berapa Banyak Warga Sipil yang Tewas di Ukraina Akibat Invasi Rusia? Ini Data yang Dipunya PBB
- Ternyata Bank-Bank Rusia Sudah Bersiap Hadapi Sanksi Dari AS Sejak Tahun Lalu, Ini Buktinya
- Rusia Klaim Hancurkan 1.612 Target Militer Ukraina: Stasiun Radar, Sistem Rudal S-300 hingga Drone