Rusia Klaim Hancurkan 1.612 Target Militer Ukraina: Stasiun Radar, Sistem Rudal S-300 hingga Drone
Sisa kendaraan lapis baja dari pertempuran di Ukraina. (Wikimedia Commons/ZomBear)

Bagikan:

JAKARTA - Angkatan Bersenjata Rusia menghancurkan 1.612 target sejak dimulainya operasi militer khusus di Ukraina, kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov.

"Sebanyak 1.612 target telah dihancurkan sejak awal operasi, termasuk 62 pos komando dan pusat komunikasi, 39 sistem rudal S-300, Buk M-1 dan Osa dan 52 stasiun radar," jelasnya dikutip dari TASS 4 Maret.

Lebih jauh diterangkannya, target lain yang berhasil dihancurkan terdiri dari 49 pesawat hancur di darat dan 13 lainnya di udara. Sebanyak 606 tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya, 67 peluncur roket ganda, 227 artileri lapangan dan mortir, 405 kendaraan bermotor militer dan 53 kendaraan udara tak berawak juga hancur.

Konashenkov mengatakan, keberhasilan ini dicapai sejak Rusia memulai operasi militer khusus yang diizinkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, sejak 24 Februari lalu.

Untuk diketahui, Rusia dan Ukraina sepakat pada Hari Kamis tentang perlunya koridor kemanusiaan, untuk membantu melindungi warga sipil melarikan diri dari invasi Moskow yang telah memasuki hari kedelapan, kemajuan nyata pertama dalam pembicaraan, ketika Amerika Serikat menambahkan sanksi Barat pada lebih banyak oligarki.

Ribuan orang diperkirakan tewas atau terluka sebagai serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua berlangsung, menciptakan 1 juta pengungsi, memukul ekonomi Rusia dan ketakutan akan konflik yang lebih luas di Barat yang tidak terpikirkan selama beberapa dekade.

Presiden Putin menekankan Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina dan tujuannya adalah untuk demiliterisasi dan denazifikasi negara tersebut.

Kementerian Pertahanan Rusia kemudian melaporkan, Angkatan Bersenjata Rusia tidak melakukan serangan terhadap kota-kota Ukraina. Kementerian menekankan, infrastruktur militer Ukraina dihancurkan oleh senjata presisi dan tidak ada ancaman bagi warga sipil.