Rusia dan Belarusia Sepakat Perpanjang Latihan Militer di Dekat Perbatasan Ukraina

JAKARTA - Rusia dan Belarusia memperpanjang latihan militer yang akan berakhir pada Hari Minggu, menteri pertahanan Belarus mengatakan, dalam sebuah langkah yang semakin mengintensifkan tekanan pada Ukraina, ketika para pemimpin Barat memperingatkan invasi Rusia yang akan segera terjadi.

Keputusan untuk memperpanjang latihan itu diambil karena aktivitas militer di dekat perbatasan Rusia dan Belarusia, serta eskalasi situasi di wilayah Donbass di Ukraina timur, kata kementerian pertahanan Belarusia dalam sebuah pernyataan.

NATO mengatakan Rusia memiliki hingga 30.000 tentara di Belarus dan dapat menggunakannya sebagai bagian dari pasukan invasi untuk menyerang Ukraina, yang terletak di selatan Belarus. Moskow menyangkal niat semacam itu, dengan Kremlin tidak mengomentari latihan Belarusia.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, peringatan berulang-ulang oleh Barat, bahwa Rusia akan menginvasi Ukraina adalah provokatif dan dapat memiliki konsekuensi yang merugikan, tanpa memberikan rincian.

Rusia dan sekutunya mengatakan Ukraina dan Barat sedang mengobarkan ketegangan dengan mengirimkan bala bantuan NATO ke Eropa timur, melansir Reuters 20 Februari.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Belarus Viktor Khrenin mengatakan fokus dari latihan yang diperpanjang adalah "untuk memastikan tanggapan yang memadai dan mengurangi eskalasi persiapan militer para simpatisan di dekat perbatasan kita bersama."

Ilustrasi latihan militer Rusia. (Sumber: Kementerian Pertahanan Rusia)

Diketahui, negara-negara Barat sedang mempersiapkan sanksi yang mereka katakan akan berdampak luas terhadap perusahaan dan individu Rusia jika terjadi invasi.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dalam wawancara dengan BBC yang disiarkan pada Hari Minggu, sanksi semacam itu akan sangat terpukul dan dapat mencakup pembatasan akses bisnis Rusia ke dolar dan pound.

Kendati demikian, PM Johnson mengakui ancaman seperti itu mungkin tidak menghalangi Moskow.

"Kami harus menerima saat ini, bahwa (Presiden Rusia) Vladimir Putin mungkin berpikir tidak logis tentang ini dan tidak melihat bencana di depan," kata Johnson.

Pertempuran baru di Ukraina timur menyusul penumpukan selama beberapa minggu pasukan Rusia di utara, timur dan selatan negara itu. Barat memperkirakan 150.000 atau lebih tentara Rusia saat ini berada di dekat perbatasan Ukraina.

"Rencana yang kami lihat adalah untuk sesuatu yang bisa menjadi perang terbesar di Eropa sejak 1945 hanya dalam skala besar," sambung PM Johnson.

Terpisah, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan Barat harus memberlakukan beberapa sanksi sekarang, daripada menunggu invasi. "Rusia harus dihentikan sekarang. Kami melihat bagaimana peristiwa itu berlangsung," kata Kuleba.

Untuk diketahui, fokus ketegangan dalam beberapa hari terakhir telah di petak Ukraina timur yang direbut pemberontak yang didukung Rusia pada tahun 2014, tahun yang sama Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina. Lebih dari 14.000 orang tewas dalam konflik di timur.