Cerita Marc Marquez dan Masalah Gangguan Pengelihatan yang Dideritanya
JAKARTA - Marc Marquez sudah tiba di Lombok pada Selasa 8 Februari 2022. Datang dengan menggunakan pesawat carteran, Marquez disambut paling meriah. Padahal dia tidak sendirian, karena ada banyak pebalap lain yang bersamanya. Marquez dan para kompatriot balapnya akan menjajal trek Sirkuit Mandalika dalam tes pramusim MotoGP 2022 pada 11-13 Februari.
Pantas kalau hanya Marquez yang jadi pusat perhatian, sebab pebalap asal Spanyol berusia 28 tahun itu memang satu-satunya nama yang terkenal selepas para pesaingnya pensiun dan melorot dari sisi prestasi. Valentino Rossi sudah pensiun, demikian juga Jorge Lorenzo.
Maverick Vinales tidak terlalu ramah dan prestasinya di Yamaha loyo, sehingga harus pindah ke Aprilia. Marquez meskipun tahun lalu gagal juara karena menderita cedera, namanya sudah melekat di hati para pencandu MotoGP di Indonesia.
Marquez hampir setiap tahun datang ke Indonesia untuk melakukan tur promo atas undangan Honda. Bahkan dia sempat dua kali melakukan peluncuran motor balap Repsol Honda, yang digunakan untuk balapan musim 2015 dan 2020. Kedua acara peluncuran tim Repsol Honda tersebut dilakukan di Bali dan Jakarta. Hanya tahun 2021 dia tidak datang karena alasan cedera.
Marquez juga bisa melakukan apa saja. Menari jaipong, menyanyi, dia bisa. Dalam wawancara pun Marquez selalu mengumbar senyum.
“Saya tidak tahu mengapa dijuluki Baby Alien. Mungkin karena saya sebelumnya tidak terkenal, masih muda, dan tiba-tiba menjadi juara MotoGP,” kata Marquez dalam wawancara tahun 2014 di Sirkuit Sentul, Bogor.
Gangguan Pengelihatan
Marquez jatuh dan cedera sudah bisa. Tetapi kalau dia menderita gangguan pengelihatan, itu hal luar biasa. Pada Oktober 2022, pebalap kelahiran 17 Februari 1993 ini divonis dokter menderita Diplopia. Itu adalah gangguan pengelihatan yang mengakibatkan seseorang jika melihat objek tunggal akan tampak ganda atau berbayang.
Gangguan pengelihatan itu didapat Marquez akibat jatuh dalam latihan enduro guna menghadapi balapan GP Portugal 2021.
“Itu kecelakaan biasa. Berlatih enduro atau motokros guna menghadapi satu ajang balapan sudah umum dilakukan para pebalap MotoGP, termasuk Marc. Dia jatuh, tetapi kondisinya sadar,” kata Alberto Puig, manajer Repsol Honda seperti dikutip Crash.net pada 5 November 2021 menanggapi kecelakaan yang dialami Marquez.
Belakangan baru ketahuan bahwa cedera yang diderita Marquez tidak biasa, karena kecelakaan itu mengakibatkan kerusakan syaraf matanya yang menyebabkan gangguan Diplopia.
Situs resmi MotoGP menuliskan bahwa Marquez masih terus menjalani terapi untuk penyembuhan gangguan di matanya. Terapi yang diberikan kepadanya disebutkan sebagai “pengobatan konvesional”. Pengobatan dilakukan oleh dokter spesialis mata kepercayaan Marquez, Sanchez Dalmau.
Kasus Kedua
Gangguan Diplopia yang dialami Marquez pada 2021 adalah kali kedua baginya. Kasus pertama terjadi tahun 2011 saat dia masih membalap di Moto2. Marquez jatuh dalam sesi latihan menjelang GP Malaysia di Sepang. Kecelakaan yang mengakibatkan gangguan pengelihatan tersebut menyebabkan Marquez harus absen dari trek selama 5 bulan.
“Ini adalah saat yang sulit, seperti balapan saat turun hujan. Setelah mengunjungi Dr. Sanchez Dalmau, episode baru diplopia dikonfirmasi seperti 2011. Kami memerlukan kesabaran, namun saya sudah belajar satu hal yaitu menghadapi kesulitan dengan positif. Terima kasih atas dukungan kalian!” tulis Marquez dalam akun twitternya pada 2021.
Diplopia yang diderita Marc Marquez bisa jadi tidak akan terlalu berpengaruh pada saat tes pramusim MotoGP di Sirkuit Mandalika digelar. Namun jika masalah itu tidak segera diatasi, ceritanya bisa lain saat balap MotoGP sesungguhnya digelar pada Maret nanti.
Baca juga:
- PPKM: Rem Tangan Pemerintah untuk Menghentikan Laju Omicron
- Kecelakaan Bus di Indonesia: Dalam Dua Tahun Terakhir Sudah Menelan 119 Korban Jiwa
- Buka Tutup Sekolah Selama Pandemi COVID-19 Tak Masalah, Semua Demi Keselamatan Anak Didik
- Dampak Perubahan Iklim dan Peranan Manusia Terhadap Ancaman Kepunahan Massal di Bumi