Kenapa Banjir Jakarta Tak Surut 6 Jam? Anak Buah Anies: Hujan Ekstrem Kembali Turun 

JAKARTA - Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Sabdo Kurnianto menjelaskan faktor yang menyebabkan banjir Jakarta yang terjadi sejak Selasa, 18 Januari hingga saat ini tak surut selama 6 jam.

Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini menuturkan, tak tercapainya target banjir bisa surut dalam waktu 6 jam disebabkan hujan ekstrem yang kembali turun saat sejumlah titik mulai surut.

Kronologinya, hujan ekstrem dan lebat di wilayah DKI Jakarta sejak Selasa pukul 15.00 WIB menyebabkan titik genangan di 57 RT. Usai penanganan di lapangan, Sabdo menyebut hanya tersisa beberapa genangan di 2 RT pada pukul 21.00 WIB.

"Sebagian titik tergenang mampu surut dalam waktu kurang dari 6 jam meski curah hujan ekstrem pada 18 Januari 2022," kata Sabdo dalam keterangannya, Kamis, 20 Januari.

Kemudian, kembali turun hujan dengan instensitas tinggi pada Rabu, pukul 00.30 WIB, hingga menyebabkan luapan sungai. Hujan lebat tersebut menyebabkan kembalinya terjadi genangan di 102 RT pada pukul 15.00 WIB.

"Genangan akibat hujan ekstrem pada 18 Januari 2021 mampu ditangani dengan cepat, kurang dari 6 jam, tetapi kembali turun hujan ekstrem pada 19 Januari menyebabkan kembali terjadinya genangan," ujar Sabdo.

Sabdo menyatakan, hujan yang kembali turun pada Rabu dini hari tersebut mengakibatkan luapan kali Semongol dan Begog, ditambah adanya kenaikan air laut atau rob.

Dengan demikian, selain curah hujan ekstrem dan lebat, banjir rob di wilayah utara dan barat DKI Jakarta menjadi penyebab titik genangan di wilayah tersebut sulit surut. Karena rob dan air hujan ekstrem datang dalam waktu bersamaan.

"Petugas di lapangan bekerja sama ketika harus mengatasi banjir rob dan banjir dari curah hujan secara bersamaan di wilayah utara dan barat DKI Jakarta. Saat ini di Pintu Air Pasar Ikan sudah Siaga 4 sehingga air akan bisa mengalir ke laut dan pemompaan dilakukan kembali," paparnya.

Sabdo menuturkan intensitas dan curah hujan di sebagian wilayah Provinsi DKI Jakarta selama periode 18 Januari (pukul 07.00 WIB) - 19 Januari (pukul 07.00 WIB) masuk kategori ekstrem, yaitu lebih dari 150 milimeter per hari.

"Jika curah hujan di bawah 100 milimeter per hari, kami memastikan titik genangan tidak akan lebih dari 6 jam. Sementara, curah hujan sejak 18 Januari di atas 150 milimeter per hari,” imbuhnya.

Sampai hari ini, per pukul 12.00 WIB, BPBD DKI mencatat banjir masih merendam 9 RT di Kelurahan Tegal Alur, Jakarta Barat dengan ketinggian 40 sentimeter

Lalu, masih ada pengungsi sebanyak 437 jiwa dari 141 KK dan pengungsi di Kelurahan Cengkareng Barat, Jakarta Barat sebanyak 35 jiwa dari 22 KK.