JAKARTA - Anggota DPR RI Arteria Dahlan akhirnya menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Jawa Barat, usai menyinggung soal bahasa Sunda saat rapat kerja dengan Kejaksaan Agung.
Pernyataan Arteria yang meminta Kejagung mencopot Kajati lantaran berbahasa Sunda di rapat sampai mendapat atensi serius dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
“Saya dengan sungguh-sungguh menyatakan permohonan maaf kepada masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat Sunda atas pernyataan saya beberapa waktu lalu,” ujar Arteria di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Kamis, 20 Januari.
Permohonan maaf Arteria disampaikannya di depan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, dan Ketua DPP PDIP Komarudin Watubun. Arteria menyesali sikapnya dan menyerahkan polemik ini sepenuhnya kepada DPP Partai.
"Sebagai Kader Partai saya siap menerima sanksi yang diberikan Partai. Saya belajar dari persoalan ini, dan terima kasih atas seluruh kritik yang diberikan ke saya, pastinya akan menjadi masukan bagi saya untuk berbuat lebih baik lagi,” ungkap Teri, sapaan akrab Arteria.
Legislator Jawa Timur itu pun berjanji akan lebih efektif dalam berkomunikasi. Dia mengaku, akan lebih fokus didalam memperjuangkan keadilan bagi masyarakat, khususnya di dalam memerangi mafia narkoba, mafia tanah, mafia tambang, mafia pupuk, mafia pelabuhan/bandara/laut, mafia pangan dan BBM, dan berbagai upaya penegakkan hukum lainnya.
"Saya akan lebih bekerja secara silent tetapi mencapai sasaran penegakan hukum. Sekali lagi terima kasih atas semua kritik dan masukan yang diberikan kepada saya,” demikian Arteria.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Arteria sempat menolak meminta maaf karena menilai tidak ada yang salah dengan pernyataannya.
"Kalau saya salah, kan, jelas, mekanismenya ada di MKD. Apakah pernyataan saya salah?" tanya Arteria di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 19 Januari.
Menurut Arteria, Indonesia memiliki kultur demokrasi. Sehingga ia tidak masalah jika ada pihak-pihak yang tidak berkenan dengan pernyataannya.
“Tetapi izinkan saya juga menyatakan yang demikian. Repot, dong, kalau anggota DPR tiba-tiba seperti ini. Kita punya mekanisme, kita punya kanal-kanalnya. Dan saya bisa membuktikan yang saya katakan itu tidak ada maksud untuk mendiskreditkan,” tuturnya