Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memandang penanganan banjir yang dilakukan jajarannya saat ini mampu menyurutkan banjir dengan lebih cepat. Hal ini dia sampaikan dalam Rakornas Antisipasi La Nina yang digelar BMKG.

"Di awal tahun ini terasa, daerah-daerah yang biasanya kalau banjir tergenang tiga-empat hari, sekarang kurang dari satu hari sudah kering," kata Anies dilihat dalam tayangan Youtube BMKG, Jumat, 29 Oktober.

Anies mengklaim kondisi ini bisa terjadi karena ia meningkatkan unsur kesiagaan, tanggap, dan galang dari jajaran Pemprov DKI dalam menanggulangi dampak banjir Jakarta.

Mantan Mendikbud ini menuturkan dirinya selalu memasang target kepada bawahannya. Bila curah hujan di bawah 100 milimeter di jalan utama, Anies menargetkan Jakarta tak akan banjir.

"Sistem drainase kita itu kapasitasnya 100 milimeter per hari. Jadi, kalau hujan di bawah 100 milimeter per hari,di jalan utama enggak boleh banjir," tuturnya.

Namun, bila curah hujan di atas 100 milimeter per hari, Anies mengaku Jakarta akan banjir. Namun, ia kembali menargetkan kepada bawahannya agar banjir tersebut bisa kembali surut dalam waktu 6 jam.

"Kita tahu sekarang hujannya ekstrem, apalagi dengan adanya La Nina ini, potensi hujan intensif jangka pendek kan tinggi sekali. Apa kiat-kiatnya? 6 jam harus surut . Jadi, 6 jam sesudah air hujan berhenti, tempat yang terjadi genangan harus bisa surut dalam 6 jam," ungkap Anies.

Dengan demikian, Anies menekankan penanganan banjir di Ibu Kota meletakkan fokus pada hasil, bukan hanya proses yang dilakukan pada seluruh sumber daya jajaran Pemprov DKI.

"Sebelum masuk musim hujan dilakukan simulasi, pembagian tugas, operasi-operasi untuk pelatihan. Sehingga, saat kejadian bisa direspons cepat. Kenapa? Karena sekarang petugas lurah, camat, BPBD, itu semua punya target, 6 jam kering," pungkasnya.