JAKARTA - Sekretaris Daerah DKI Marullah menjelaskan soal target Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait banjir Jakarta harus bisa surut dalam waktu 6 jam. Kata Marullah, target itu bukan dihitung dari awal banjir merendam.
Kata Marullah, target banjir surut 6 jam dimulai dari kondisi sungai yang ketinggian airnya sudah kembali normal, setelah sebelumnya melimpas akibat kiriman dari hulu.
"Jadi, setelah limpasan sungai itu (kembali normal), saya pastikan 6 jam surut," kata Marullah di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Rabu, 10 November.
Ia pun mencontohkan banjir yang terjadi beberapa hari lalu di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Saat itu, banjir yang merendam sepanjang hari bukannya tak sesuai dengan target 6 jam surut, melainkan debit sungai di sekitarnya masih tinggi.
"Bukan belum surut 6 jam, tapi karena aliran dari limpasan sungainya masih terus melimpas. Limpasan saja enggak selesai buru-buru, karena curah hujan di beberapa tempat tinggi," tutur Marullah.
Sejauh ini, kata Marullah, target 6 jam surut rata-rata telah tercapai pada sejumlah titik yang sempat mengalami genangan.
"Ada beberapa tempat memang tergenang. Tetapi sekarang seusai yang disampaikan Gubernur, 6 jam surut, mayoritasnya surut 6 jam," ungkap dia.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan dirinya menetapkan target penanganan banjir. Bila curah hujan di bawah 100 milimeter per hari, maka Jakarta tak boleh terendam.
Namun, apabila curah hujan di atas 100 milimeter per hari, setelah hujan berhenti, seluruh upaya pengendalian banjir langsung dilakukan, kususnya pengerahan pompa air. Target banjir bisa kering dalam waktu 6 jam.
"Kalau dibawah 100 milimeter hujannya maka seharusnya tidak terjadi banjir tentunya ada sesuatu yang salah di dalam manajemen. Begitu juga dengan aliran sungai sudah kembali titik normal. Maka 6 jam setelahnya, kalau air sungainya tidak turun turun maka banjirnya akan terus terjadi," kata Anies, Selasa, 2 November.