Minggu Depan Langit Indonesia Bakal Disuguhi Hujan Meteor Quadrantid
JAKARTA - Awal tahun ini langit akan dhiasi oleh hujan meteor Quadrantid, dengan 50 meteor per jam muncul, tepat pada puncaknya 3 hingga 4 Januari.
Hujan meteor terjadi ketika bumi melewati awan puing-puing yang ditinggalkan oleh komet dan asteroid. Saat mereka bertabrakan dengan atmosfer kita, mereka akan menyala, serta melesat melintasi langit malam.
Sementara, hujan meteor Quadrantid sendiri berasal dari sisa debu Asteroid 2003 EH1 dan komet C/1490 Y1. Itu mungkin komet punah yang pernah dilihat oleh astronom China lebih dari 500 tahun yang lalu.
Quadrantid mendapatkan nama mereka dari konstelasi Quadrans Muralis, dari asal mereka muncul, dan sejak itu telah ditinggalkan dan hidup terutama melalui nama hujan meteor. Saat ini, konstelasi tempat Quadrantid muncul dikenal sebagai Bootes, dan berada di dekat Plough.
Pemandangan hujan meteor ini bisa dilihat di langit Indonesia pada arah Timur Laut pukul 04.00 subuh waktu setempat hingga 25 menit sebelum terbitnya Matahari.
Baca juga:
- Kaleidoskop 2021: Richard Branson dan Jeff Bezos Bawa Era Baru Wisata Antariksa, Hingga ISS Jadi Harvest Moon
- Dukung Polisi Panggil Habib Bahar, Legislator NasDem: Tidak Boleh Pandang Bulu
- Sederet Alat Bukti di Kasus Dugaan Ujaran Kebencian yang Menyeret Bahar bin Smith
- Ceramah Bahar Smith yang Diduga Mengandung Ujaran Kebencian Dilakukan di Kecamatan Margaasih, Bandung
Di titik ini, hujan meteor Quadrantid turun dengan intensitas 200 meteor per jam. Akan tetapi, karena ketinggian hujan meteor ini berbeda dari Sabang sampai Pulau Rote, maka intensitasnya pun bisa berbeda.
Menurut Pusat Sains Antariksa LAPAN, yang dikutip VOI, Sabtu, 1 Januari, intensitas puncak hujan meteor Quadrantid di Sabang berkisar antara 117 meteor per jam, dan di Pulau Rote yakni 56 meteor per jam.
Tanpa cahaya Bulan, fenomena ini dapat di lihat tanpa alat bantuan apapun alias dengan mata telanjang. Pastikan saja langit cerah dan bebas polusi cahaya serta medan padang bebas halangan.