Jahatnya 70 Planet Ini karena Tak Mengorbit Bintangnya, Pilih Hidup Sendiri di Ruang Angkasa

JAKARTA - Sebanyak 70 planet baru berhasil ditemukan para astronom, tetapi mereka menyebutnya sebagai planet jahat karena mengambang bebas dan tidak mengorbit pada bintangnya.

Uniknya, meski planet ini tidak bergandengan dengan bintangnya, mereka ada sendirian di kedalaman ruang angkasa. Angka 70 itu merupakan prediksi sementara, kemungkinan masih ada lagi planet yang akan terlihat di seluruh galaksi Bima Sakti.

Planet ini merupakan kelompok pengembara kosmik terbesar yang pernah ditemukan. Terletak di dalam konstelasi Scorpius dan Ophiuchus, planet-planet itu bisa terlihat menggunakan serangkaian teleskop di darat dan di luar angkasa.

Biasanya, planet seperti ini sulit untuk dicitrakan karena mereka tidak dekat dengan bintang mana pun untuk membuatnya terlihat. Namun, dengan data yang dikumpulkan lebih dari 20 tahun yang didapat teleskop European Southern Observatory (ESO), satelit Gaia Badan Antariksa Eropa, dan banyak lagi bisa mendapatkan planet-planet liar itu.

Núria Miret-Roig, astronom di Laboratoire d'Astrophysique de Bordeaux serta timnya juga memanfaatkan alat tersebut untuk menangkap tanda panas samar yang dipancarkan dari planet-planet yang terbentuk dalam beberapa juta tahun terakhir.

Terlepas dari pengamatan yang memecahkan rekor, temuan mereka menunjukkan bahwa planet yang jauh lebih jahat sedang menunggu untuk dilihat.

“Mungkin ada beberapa miliar planet raksasa yang mengambang bebas ini berkeliaran dengan bebas di Bima Sakti tanpa bintang induknya,” kata astronom di Laboratoire d'Astrophysique de Bordeaux, Prancis dan rekan penulis studi, Hervé Bouy seperti dikutip dari The Verge, Jumat, 24 Desember.

Temuan yang telah dipublikasikan di Nature Astronomy tersebut, merupakan langkah untuk mencari tahu bagaimana benda-benda misterius ini terbentuk di luar angkasa. Ada kemungkinan bahwa planet-planet jahat awalnya terbentuk di sekitar bintang sebelum dikeluarkan dengan keras dari Tata Surya mereka.

Kemungkinan mereka bisa saja terbentuk dari runtuhnya awan gas yang terlalu kecil untuk mengarah pada kelahiran bintang baru. Sekarang para astronom sedang menunggu penyelesaian Extremely Large Telescope (ELT) milik ESO.

ELT sendiri merupakan sebuah observatorium raksasa yang akan memainkan peran penting dalam menemukan informasi lebih lanjut tentang planet-planet baru itu. Terakhir, Bouy menyatakan bahwa ELT sudah diatur untuk memulai pengamatan pada akhir dekade ini.