Taman Langit: Mimpi Peterpan yang Sempurna

JAKARTA - Hidup sehari-hari dari musik bukan perkara mudah. Band asal Bandung, Peterpan pernah merasakannya. Aktivitas bermusik mereka sempat ditentang oleh orang tua masing-masing. Tapi Ariel (vocal), Andika (keyboard), Uki (gitar), Lukman (gitar), Indra (bass), dan Reza (drum) menggebrak. Semua nada pesimis didobraknya.

Lagu Mimpi yang Sempurna (2002) jadi ajian. Lagunya memukau jutaan penikmat musik di seantero negeri. Kesuksesan itu kemudian dilegitamasi dengan kehadiran Album Taman Langit (2003).

Hampir tiap personil Peterpan tumbuh di tempat bermusik dianggap masa depan suram. Bahkan, orang tua mereka banyak yang melarang anaknya untuk memilih musik sebagai jalan hidup. Termasuk Nazril Irham atau yang akrab disapa Ariel.

Ariel atau Boriel menggungkapkan orang tuanya menginginkan semua anak-anak dalam keluarga tumbuh sebagai insinyur di masa mendatang. Demi hidup menjanjikan, katanya. Orang tua Ariel pun membatasi aktivitas musik keluarga. Bukan melarang. Bermusik boleh-boleh saja, selama nyanyian itu hanya untuk senang-senang. Tidak untuk diseriusi.

Ariel pun tak mau kalah. Pengalaman musikalitasnya membekas. Ia mencoba mendobrak keinginan orang tuanya. Siasat pun dilanggengkan. Bermain musik secara diam-diam jadi opsi utama.

Peterpan (Foto: Wikimedia Commons)

Cara itu dilakukan karena Ariel tak mau mengikuti jejak kakak laki-lakinya yang dilarang untuk bermain musik secara serius. Siasat Ariel pun jitu. Ia dapat bermain musik tanpa dipusingkan oleh pemikiran orang tua yang tak mau anaknya salah langkah.

"Bokap gue tuh ya, pokoknya kalau bisa anaknya jadi insinyur semua. Kakak gue yang cowok kan main band, begitu agak serius dikit main band, disuruh berhenti. Pas SMA dia main band. Jadi (gue) pas pertama kali main gitar itu, pasti nyobain gitarnya dia. Begitu agak serius (abangnya) berhenti. Habis itu masuk paskibra dia.”

“Gak (dilarang), karena gue sedikit lebih pintar. Maksudnya gini, gue pintar gak bilang-bilang kalau main band. Musik di keluarga gue ga boleh diseriusin. Kalau main-main doang gak apa-apa. Cuman kalau keliatan agak serius gitu kayaknya. Apalagi karena waktu itu kakak gue baru tamat SMA, mau masuk kuliah. (orang tua) suruh berhenti,” ungkap Ariel dalam video Youtube Vincent dan Desta.

Perasaan yang sama turut dirasakan oleh Mohammad Kautsar Hikmat atau yang akrab disapa Uki. Pilihan Uki untuk berkarier di dunia musik tak sesuai dengan yang dimimpikan oleh orang tuanya. Uki bahkan diminta oleh ibunya untuk membuat perjanjian untuk berhenti manggung di kafe-kafe. Semua itu demi jenjang pendidikan sang anak supaya tak terganggu.

Pilihan ibu Uki benar. Anaknya dapat mulus lulus dari SMA. Uki pun masuk ke salah satu perguruan tinggi. Akan tetapi, sebagai mahasiswa minatnya semakin menjadi-jadi dalam bermusik. Saban hari digunakannya untuk manggung dan mengasah bakat bermain alat musik. Peterpan pun lahir tahun 2000. Uki dihadapkan kepada dua pilihan: pilih Peterpan atau pendidikan. Tanpa pikir panjang Uki memilih Peterpan. Satu-satunya anggota keluarga yang mendukung langkahnya hanya Aji, sang kakak.

“Saya beruntung memiliki Aji, kakak yang mendukung karier baru saya itu. kakak saya ini seorang aktivis kampus. Dia cukup rajin menyuarakan kerisauan mahasiswa dengan unjuk rasa. Ketika ada kasus Munir, ia juga ikut turun ke jalan. Selain itu, Aji seorang rapper. Ia tergabung dalam Homicide yang cukup kondang di Bandung. Karena sama-sama musisi. Kami mengerti keinginan satu sama lain.”

“Ngamen di kafe membuat saya harus keluar malam dan baru kembali menjelang dini hari. Di sinilah kakak saya berperan. Pulang pukul tiga pagi, yang jemput dia. Aji pula yang sering menyemangati dan membesarkan hati saya atas pilihan hidup saya,” ungkap Uki dalam buku Kisah Lainnya - Catatan Sejarah 2010-2012 (2012).

Peterpan (Foto: Wikimedia Commons)

Peterpan melejit

Pilihan Ariel, Uki, Reza, Andika, Lukman, dan Indra nyatanya tak salah. Kesempatan itu muncul ketika pihak musica Studio’s tengah mencari band baru untuk album kompilasi. Peterpan tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Mereka mengirimkan demo berisi tiga lagu terbaik: Sahabat, Taman Langit, dan Mimpi yang Sempurna.

Usaha itu terbilang sukses. Musica Studio’s menyukai dan memilih lagu Mimpi yang Sempurna untuk muncul dalam album kompilasi bertajuk Kisah 2002 Malam (2002). Lagu Mimpi yang Sempurna pun meledak. Angka penjualan album itu mencapai 150.000 kopi lagu Peterpan.

“Mulanya, sambil lalu mereka menerima tawaran Noey (pemain bass band Java Jive) untuk mengisi album kompilasi dari penyanyi yang sedang digarap Noey. Sekedar memanfaatkan peluang, mereka pun mengutak-atik tembang Mimpi yang Sempurna. Siapa sangka kalau impian mereka benar-benar jadi sempurna, karena lagu tersebut terpilih menjadi andalan yang berhak dibuatkan klip videonya,” tulis Ippho Santosa dalam buku Hot Marketing (2013).

Kesuksesan itu membuat Peterpan mendapatkan kesempatan untuk membuat albumnya sendiri. Peterpan di bawah Musica Studio’s lalu meluncurkan album Taman Langit (2003). Album dengan materi lagu andalan Topeng, Semua Tentang Kita, Yang Terdalam, hingga Sahabat sukses di pasaran. Kesuksesan itu tergolong fenomenal karena promosi album itu termasuk biasa-biasa saja. Tapi kesuksesan lagu Mimpi yang Sempurna membuat kepopuleran bagi Peterpan bukanlah hal mustahil.

Album itu meraih ragam penghargaan yang sebelumnya belum pernah terpikirkan oleh personil Peterpan lainnya. Mereka meraih penghargaan Multi Platinum Award dan SCTV Award sebagai Album pendatang Baru Ngetop pada tahun 2003. Perlahan-lahan, orang tua seluruh personil Peterpan mulai menerima karier anaknya sebagai pemusik. Mereka pun ikut bangga dengan pencapaian Peterpan.

“Memasuki 2003, Dewi Fortuna berpihak kepada Ariel dan kawan-kawan. Album Taman Langit meledak di pasaran. Lagu-lagunya diputar di berbagai radio di Tanah Air. Televisi berebutan untuk mengundang kehadiran Peterpan. Media cetak juga mulai menjadikan mitos seraya menembakkannya ke benak khalayak tanpa ampun.”

“Masyarakat tersentak. Mereka menyambut mitos baru itu dengan antusias. Nama Ariel diperhitungkan. Wajah tampan, sikap dingin dan agak pemalu, suara yang khas, lirik-lirik yang menikam, dan melodi-melodi yang menghiujam, menjadi paduan sempurna untuk sama-sama mentasbihkan Ariel ‘Peterpan’ sebagai ikon baru industri budaya populer,” tutup Syaiful Halim dalam buku Postkomodifikasi Media & Cultural Studies (2021).

*Baca Informasi lain soal SEJARAH atau baca tulisan menarik lain dari Detha Arya Tifada.

SEJARAH HARI INI Lainnya