Dibantu Kemenlu dan Kemenkes, Kemenag Harap Aplikasi PeduliLindungi dan Tawakalna Segera Terintegrasi Demi Umrah
JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan skenario keberangkatan ibadah umrah bagi jemaah Indonesia. Meliputi sebelum keberangkatan, selama berada di Arab Saudi, dan kedatangan di Tanah Air.
Hal itu kata dia, sudah dilaporkan ke Komisi VIII DPR RI dalam rapat kerja hari ini, Selasa, 30 November.
Menag berharap, apabila kloter keberangkatan awal ibadah umrah berhasil maka Indonesia bisa mengirimkan jemaah lebih banyak lagi. Syukur-syukur, Arab Saudi bisa membuka kuota pelaksanaan haji tahun depan.
"Saya sampaikan tadi di rapat, ini bagian dari semacam simulasi kita, uji coba lah gitu. Kalau ini berhasil dengan baik protokol kesehatan yang kita terapkan sesuai dengan apa yang diharapkan pemerintah Arab Saudi maka kita berharap kedepan jemaah umrah semakin banyak dan haji juga dibuka untuk Indonesia," ujar Menag Yaqut usai rapat di Gedung DPR, Selasa, 30 November.
Terkait soal 18.752 jemaah umrah dikabarkan bakal berangkat Desember, Menag berharap semua jemaah bisa ke tanah suci. Hanya saja, Yaqut menjelaskan, tidak semua jemaah terdaftar yang bisa melangsungkan ibadah umrah jika dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Sebab, Kemenag harus mengatur soal teknis keberangkatan, faktor usia, vaksinasi, hingga biaya umrah di masa pandemi ini.
"Umurnya kita pilah dulu, sudah vaksin lengkap berapa kita pilah dulu, belum untuk biayanya. Karena harus ada tambahan khusus PCR untuk karantina, tambahan biaya berapa siapa yang harus nambah biaya kalau ada. Kalau ada kelebihan biaya kelebihan biayanya untuk siapa. Itu harus dihitung semua, jadi sabar," kata Menag.
Baca juga:
- Pemprov DKI Jelaskan Kemahalan Bayar Formula E Dibanding Kota Lain Bukan Masalah
- Didampingi Bambang Widjojanto, JakPro Kembali Datangi KPK untuk Serahkan Dokumen Formula E
- Panita Pelaksana Minta KPK dan BPK Awasi Ketat Pelaksanaan Formula E
- Anies: Formula E Kuatkan Posisi Jakarta setelah Ibu Kota Pindah
Utamanya, terkait pengintegrasian aplikasi pemantau COVID-19 PeduliLindungi dengan Tawakalna milik Arab Saudi. Menag mengatakan, sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan agar mengkomunikasikannya ke pemerintah Arab Saudi.
"Aplikasi Tawakalna itu penting. Jadi Tawakalna, aplikasi kita PeduliLindungi Kemenlu dan Kemenkes sudah melakukan bridgeing untuk mengintegrasikan antara PeduliLindungi dengan Tawakalna, dan hari hari ini dalam proses finalisasi finishing," jelasnya.
"Jadi kemarin kita pulang tim finishing Kemenkes sudah sampai sana, Insyaallah dalam waktu dekat Tawakalna dan PeduLindungi akan terintegrasi sehingga kita akan lebih mudah," sambung Menag.
Namun, kata Menag, saat ini yang paling penting adalah Arab Saudi sudah mau mencabut larangan bagi Indonesia untuk mengunjungi tanah suci.
"Tapi yang paling penting adalah suspend sudah dicabut, artinya kita bisa menyelenggarakan kembali ibadah umrah. Teknisnya bagaimana kita atur ini agar sesuai protokol kesehatan, aman bagi jamaah, sehat bagi jamaah dan nyaman bagi jamaah," terang Yaqut.