Koalisi Pemerintahan Baru Sepakat Jerman Tetap Berada dalam Perjanjian Nuklir NATO
JAKARTA - Pemerintahan Jerman yang baru di bawah koalisi Partai Sosial Demokrat (SDP), Partai Hijau dan FDP Liberal akan membawa negara tersebut tetap menjadi bagian dari perjanjian berbagi nuklir NATO.
Ini berdasarkan dokumen kesepakatan koalisi yang disepakati bersama Rabu kemarin, sebuah langkah yang akan mencegah keretakan dalam aliansi militer Barat pada saat meningkatnya ketegangan dengan Rusia.
Untuk diketahui, kendati tidak memiliki senjata nuklir, Jerman menjadi tuan rumah bom nuklir Amerika Serikat yang dimaksudkan untuk dibawa oleh jet tempur Tornado Jerman ke sasaran jika terjadi konflik.
Belum jelas bagaimana pemerintah yang akan datang akan menangani masalah ini, karena beberapa anggota parlemen dalam koalisi baru menentang partisipasi Berlin dalam kesepakatan berbagi nuklir.
Kendati demikian, perjanjian koalisi mendukung pemenuhan komitmen Jerman terhadap NATO.
"Selama senjata nuklir memainkan peran dalam konsep strategis NATO, Jerman memiliki kepentingan untuk berpartisipasi dalam diskusi strategis dan proses perencanaan," kata dokumen itu, mengacu pada kursi Berlin di Grup Perencanaan Nuklir NATO, mengutip Reuters 25 November.
Koalisi baru ini juga bertujuan untuk menggantikan jet tempur Tornado tua angkatan udara Jerman, satu-satunya pesawat Bundeswehr atau Angkatan Udara Jerman yang dipasang untuk membawa bom nuklir AS.
Angkatan udara Jerman telah menerbangkan jet tersebut sejak tahun 1980-an. Kementerian Pertahanan Jerman berencana untuk menghapusnya secara bertahap antara tahun 2025 dan 2030, karena perawatannya mahal dan sulit untuk menemukan suku cadangnya.
Pemerintah Kanselir Angela Merkel sempat berniat membeli F-18 buatan Boeing sebagai penggantinya, namun keputusan itu ditunda hingga 2022.
Terpisah, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pekan lalu, senjata nuklir AS mungkin akan dipindahkan lebih jauh ke timur jika Jerman keluar dari kesepakatan berbagi nuklir, sebuah langkah yang akan membuat marah Rusia.
Baca juga:
- Abaikan Kutukan China, Kapal Perusak Rudal Amerika Serikat Kembali Berlayar di Selat Taiwan
- Selamatkan Pengemudi Wanita yang Pingsan di Jalan Tol dari Kecelakaan Maut, Pria Ini Rela Menabrakkan Mobilnya
- Resmi Sandang Dan-9 Sabuk Hitam Taekwondo, Donald Trump Sejajar dengan Presiden Rusia Vladimir Putin
- Rusia Alami Lonjakan Kasus Infeksi COVID-19: Presiden Putin Terima Vaksin Dosis Ketiga, Siap Ikuti Uji Coba Vaksin Nasal
Kesepakatan koalisi juga mencakup kesepakatan untuk mempersenjatai drone militer Jerman generasi berikutnya. Beberapa Sosial Demokrat sebelumnya menentang melakukannya.
Sementara, Evakuasi kacau dari Afghanistan pada Bulan Agustus akan menjadi subyek penyelidikan parlemen, menurut kesepakatan koalisi.