50 Warga Sipil Dibunuh Sepanjang Bulan Ini, Korban Tewas Kekerasan Rezim Militer Myanmar Capai 1.281 Orang

JAKARTA - Puluhan warga sipil tewas sepanjang bulan ini, menjadikan korban tewas akibat kekerasan rezim militer Myanmar melonjak pesat menurut kelompok kemanusiaan setempat.

Mayat seorang petugas medis wanita berusia 23 tahun dan dua pria anggota Pasukan Pertahanan Rakyat Kale (PDF) ditemukan di sebuah kamp yang digerebek oleh pasukan junta Selasa lalu di Kotapraja Kale, Wilayah Sagaing.

Kelompok perlawanan sipil mengatakan, para korban tersebut adalah Biak Rem Chin, Cher Thang Puia dan Ram Mawia.

Biak Rem Chin, juga dikenal sebagai Chin Chin, memberikan pelatihan medis di kamp tersebut. Dia tewas dengan luka tembak di dahi. Sementara, Cher Thang Puia dan Ram Mawia menunjukkan tanda-tanda penyiksaan di wajah mereka.

Sementara selama penggerebekan, junta menangkap sembilan petugas medis wanita di pangkalan dan kondisi mereka masih belum diketahui.

Tambahan tiga kematian menjadikan korban tewas warga sipil akibat kekerasan rezim militer Myanmar mencapai setidaknya 1.281, sebut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), yang mencatat pembunuhan dan penangkapan oleh junta. Kelompok itu memperkirakan jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi.

Menurut laporan terbaru AAPP, pasukan junta telah membunuh sekitar 50 warga sipil sepanjang bulan ini, termasuk lima remaja, pengamat, penduduk desa, seorang guru yang mogok dan seorang sandera.

Guru sekolah menengah U Zaw Min Aung (40) yang bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil dengan menolak bekerja di bawah rezim, disiksa sampai mati dalam beberapa jam interogasi setelah ditahan di desa Myin Thar, Kotapraja Thabeikkyin, Wilayah Mandalay.

Dia ditangkap bersama warga sipil lainnya pada malam 17 November dan dituduh memiliki tautan ke PDF.

Adapun Ko Ye Aung, yang ditangkap sebagai sandera di desa Kyauktada di Wilayah Mandalay disiksa sampai mati selama interogasi, kata AAPP dikutip dari The Irrawaddy 23 November.

Pada 12 November, Ko Myint Naing dan Ko Ye Aung, ayah dan paman seorang aktivis muda yang menghadapi surat perintah penangkapan karena penghasutan, ditahan. Keesokan harinya, keluarga Ko Ye Aung diberitahu untuk mengambil tubuhnya, yang tampaknya dipenuhi dengan luka penyiksaan.

Pasukan junta Myanmar disebut telah menahan lebih dari 10.000 orang, sementara hampir 2.000 orang menghadapi surat perintah penangkapan. Banyak kerabat aktivis buronan telah disandera oleh junta.

Tak hanya orang dewasa, sejumlah anak di bawah umur juga ditangkap. AAPP mengatakan, putra dari anggota Liga Nasional untuk Demokrasi (LND) pimpinan Aung San Suu Kyi, U Htay Aung yang masih berusia 13 tahun ditangkap ketika pasukan junta tidak dapat menemukannya.

Pada 13 November pagi, junta menangkap istri U Thein Naing Tun dan seorang dermawan muda bernama Ko Thein Zaw sebagai sandera di Kotapraja Taung Tha, Wilayah Mandalay, ketika pasukan gagal menemukan mantan administrator desa U Thein Naing Tun dan dua buronan lainnya. rakyat.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.