Jepang Kembali Rekrut Astronot Setelah Satu Dekade Lebih: Tak Harus Sarjana Sains dan Prioritaskan Wanita

JAKARTA - Lama ditunggu, kabar baik akhir datang dari Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang (JAXA) seiring rencana untuk kembali membuka rekrutmen astronot baru.

Ini adalah satu langkah kecil bagi Jepang, tetapi satu peluang besar bagi calon kadet luar angkasa. Untuk pertama kalinya setelah lebih dari satu dekade, Jepang kembali merekrut astronot.

Menariknya, ada sejumlah perubahan dalam syarat perekrutan, semisal pelamar kini tidak lagi harus memiliki gelar sains. Selain itu, wanita sanat didorong untuk mengajukan diri, lantaran ketujuh astronot saat ini adalah pria, sebut JAXA.

Pelamar yang berhasil, yang harus orang Jepang, akan dilatih dan dikirim dalam misi, berpotensi ke Bulan, Gerbang Bulan atau Stasiun Luar Angkasa Internasional.

"Kami ingin membangun sistem (perekrutan) yang sesuai dengan waktu saat ini," jelas Kazuyoshi Kawasaki dari JAXA pada konferensi pers, mengutip CNA 19 November.

"Sebelumnya kami membatasi kandidat untuk mereka yang memiliki gelar ilmu alam, tetapi banyak dari kami setuju untuk menjadikannya bukan persyaratan," sanbungnya.

Namun, ujian tertulis akan mencakup pertanyaan tingkat universitas tentang sains, teknologi, teknik dan matematika, dengan kemampuan bahasa Inggris pelamar juga diuji.

JAXA mengatakan akan menerima aplikasi antara 20 Desember dan 4 Maret, pertama kali menawarkan posisi untuk astronot pemula dalam 13 tahun. Kali ini, mereka mencari untuk merekrut beberapa astronot dengan setidaknya tiga tahun pengalaman kerja.

Tidak ada persyaratan usia atau kuota jenis kelamin, dan agensi telah menurunkan persyaratan tinggi badan menjadi 149,5 cm.

Untuk diketahui, salah satu astronot Jepang saat ini adalah Akihiko Hoshide (52), yang kembali ke Bumi dari Stasiun Luar Angkasa Internasional awal bulan ini dengan pesawat SpaceX.