JAKARTA - Peningkatan superkomputer dan kecerdasan buatan (AI), keduanya merupakan bagian dari penawaran layanan digital Sberbank yang ditingkatkan seperti komputasi awan dan perangkat lunak asisten virtual, kata Chief Technology Officer, David Rafalovsky, kepada Reuters, Rabu 10 November.
Sebagai perusahaan pemberi pinjaman terbesar Rusia, Sberbank, berinvestasi lebih banyak dalam layanan non-perbankan karena bergeser ke arah menawarkan lebih banyak sistem teknologi, bahkan tahun lalu menghapus "bank" dari logonya. Pada Kamis itu mereka meluncurkan Christofari Neo, superkomputer kedua, untuk memenuhi permintaan AI internal dan eksternal yang telah melampaui harapan.
Superkomputer itu dinamai sesuai nama pelanggan pertama bank itu 180 tahun yang lalu, Nikolai Christofari.
Pemberi pinjaman, bersama dengan perusahaan Rusia lainnya termasuk Yandex dan Tinkoff, sedang mengembangkan apa yang disebut ekosistem layanan di luar bisnis intinya, sesuatu yang menurut Sberbank diperlukan untuk memerangi penurunan margin bank tradisional.
Bank sentral telah mengusulkan bahwa bank mungkin perlu membuat penyangga tambahan jika investasi ekosistem melebihi 30% dari total modal mereka, tetapi keputusan akhir belum dibuat.
Akan tetapi Rafalovsky mengatakan Sberbank, yang ekosistemnya mencakup e-commerce, keamanan siber, dan layanan cloud, memiliki ruang untuk terus menginvestasikan ratusan juta dolar dalam teknologi.
"Kami tidak terkendala dalam hal kemampuan untuk berinvestasi, dalam hal modal," kata Rafalovsky dalam sebuah wawancara. "Kami berinvestasi lebih banyak sekarang (dibandingkan setahun yang lalu). Investasi kami dalam infrastruktur dan produk inti TI secara keseluruhan meningkat."
Dia mengatakan kendala teknologi utama Sberbank adalah menarik bakat teknologi informasi (TI) terbaik ke perusahaan mereka.
BACA JUGA:
Sberbank membutuhkan bakat itu untuk lebih memperluas persenjataan teknologinya. Pembaruan paling "signifikan secara komersial", kata Rafalovsky, adalah ML Space Private, alat pengembangan AI yang dapat digunakan pihak ketiga tanpa sepenuhnya terhubung ke SberCloud.
Ini, katanya, penting bagi banyak perusahaan Rusia yang mungkin tidak dapat menjalankan data sensitif melalui platform cloud komersial milik Sberbank.
Sberbank, saham mayoritasnya dimiliki oleh pemerintah Rusia. Mereka memiliki aset sebesar 521,5 miliar dolar AS (Rp 7.437 triliun) dan nilai pasar sekitar 113 miliar dolar AS (Rp 1.611 triliun).
Chief Executive Officer German Gref pada Selasa, 9 November mengatakan Sberbank sedang mengincar pasar untuk memperluas penawaran digitalnya di negara-negara Eropa lainnya. Sementara Rafalovsky mengisyaratkan bahwa spin-off aset digital dimungkinkan pada waktunya.
“Kami siap untuk bisa melakukannya pada waktu yang tepat,” katanya. "Waktu untuk melakukan ini sama pentingnya dengan memiliki sesuatu untuk dikembangkan."