Tumbal Ambisi ke Piala Dunia Itu Bernama Shin Tae-yong

15 Januari 2025, 10:00 | Tim Redaksi
Tumbal Ambisi ke Piala Dunia Itu Bernama Shin Tae-yong
Foto Karya Andry Winarko (VOI)

Bagikan:

JAKARTA – Senin, 6 Januari 2025 bisa disebut sebagai hari yang mengejutkan bagi publik terutama pecinta sepak bola Indonesia. Betapa tidak, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir secara tiba-tiba menggelar konferensi pers untuk mengumumkan pemecatan Shin Tae-yong (STY) dari kursi pelatih Timnas Indonesia!

Padahal, Coach Shin masih terikat kontrak hingga tahun 2027. Berbagai torehan gemilang pun berhasil diraih pelatih asal Korea Selatan itu selama menukangi Timnas Indonesia di berbagai level usia. Lolos ke 16 besar Piala Asia (bersama Timnas Senior), lolos ke 4 besar dan playoff Olimpiade Paris 2024 (bersama Timnas U-23) serta yang paling membanggakan penggila bola tanah air adalah lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Shin Tae-yong bersama pesepak bola Timnas Indonesia menyapa suproter usai pertandingan FIFA Matchday di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (19/6/2023). (ANTARA/Galih Pradipta/rwa)

Shin Tae-yong bersama pesepak bola Timnas Indonesia menyapa suproter usai pertandingan FIFA Matchday di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (19/6/2023). (ANTARA/Galih Pradipta/rwa)

STY bahkan mampu memelihara mimpi jutaan rakyat Indonesia untuk menyaksikan Timnas tampil di Piala Dunia 2026. Bagaimana tidak, Jay Idzes dkk saat ini menempati peringkat ketiga Grup C di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan poin 6, hanya terpaut satu poin dari Australia di peringkat dua yang merupakan posisi terakhir untuk lolos langsung ke putaran final Piala Dunia 2026, dengan masih menyisakan empat laga (dua di antaranya akan berlangsung di Jakarta).

Sayangnya, berbagai kesuksesan bersama Timnas Indonesia itu tak mampu menyelamatkan STY dari pemecatan. Ambisi besar PSSI di bawah komando Erick Thohir untuk berlaga di Piala Dunia 2026 disebut-sebut menjadi penyebab utama pemecatan, meski pada awalnya target PSSI ke STY hanya meloloskan Timnas ke babak ketiga Kualifikasi Zona Asia.

Dalam konferensi persnya, Erick Thohir sendiri enggan mengungkap secara gamblang alasan pemecatan STY. Dia hanya mengatakan, alasan pemecatan itu di antaranya karena masalah komunikasi, strategi, dan kepemimpinan di Timnas Indonesia.

“Timnas ini perlu juga menjadi perhatian khusus oleh kami dalam evaluasi, kita melihat perlu ada pimpinan yang bisa lebih menerapkan strategi yang tentu disepakati oleh para pemain. Lalu komunikasi yang lebih baik dan tentu implementasi program yang lebih baik secara menyeluruh,” ujar Erick.

Pada kesempatan tersebut, dia juga mengungkapkan bila terjadi dinamika yang cukup kompleks di internal Timnas Indonesia. “Kalau saya lihat dinamika ini cukup kompleks. Kalau saja kita mengambil keputusan tergesa-gesa kurang baik juga. Sebelum pertandingan melawan China [tidak kami lakukan pergantian pelatih] karena waktunya terlalu mepet, ya yang terbaik ya hari ini karena kita masih punya waktu dua bulan setengah untuk persiapan karena saya juga tidak mau mengambil keputusan yang buat keadaannya tidak baik. Waktu dua setengah bulan ini cukup,” terangnya.

“Kalau kita lihat sekarang dengan banyak pemain yang di luar negeri tentu dinamika masing-masing individu menjadi perhatian. Kalau kita lihat nanti di tanggal 12 malam rencana ada pertemuan pemain-pemain timnas kita yang di Liga Indonesia untuk bertemu pelatih baru, tetapi perlu dinamika yang terjadi di komunikasi ini merata. Tidak ada pemain yang terjebak, pemain ini baik, pemain ini kurang, menurut saya bukan judgement-nya yang baik. Tetapi kita harus melihat tim ini sebagai komposisi yang satu,” sambung Erick.

Shin Tae-yong mendapat kompensasi puluhan miliar dari pemecatan sebagai pelatih Timnas Indonesia (VOI/Ferry Tri Adi Sasono).

Shin Tae-yong mendapat kompensasi puluhan miliar dari pemecatan sebagai pelatih Timnas Indonesia (VOI/Ferry Tri Adi Sasono).

“Di sepak bola itu yang berat itu intangible, salah satunya teamwork kekompakan pemain, pelatih, PSSI dengan tim, PSSI dengan pelatih itu dinamika yang tentu menjadi tolok ukur yang tidak mudah diprediksi, tetapi yang tadi saya sampaikan kalau kita coba sebaik-baiknya paling tidak titik-titik ini bisa kita kurangi. Salah satunya komunikasi yang saya sampaikan tadi. Ataupun bagaimana tactical issue yang seperti ditulis beberapa media Eropa. Tetapi itu tidak menjadi judgement, tetapi itu menjadi bagian evaluasi,” tukasnya.

Konflik Ruang Ganti Membuat STY Terjepit

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi di balik pemecatan STY? Sumber VOI Insight di lingkaran Exco PSSI mengakui, memang benar bila pada awalnya STY hanya ditargetkan lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Tapi, keberhasilan menahan imbang Arab Saudi (tandang) dan Australia (kandang) di dua laga awal membangkitkan ambisi lebih besar dari PSSI bahwa Timnas bisa lolos minimal ke babak keempat (dengan menempati peringkat ketiga atau keempat Grup C). Apalagi bertambahnya pemain diaspora berkategori Grade A seperti Mees Hilgers dan Kevin Diks makin menebalkan ambisi tersebut.

Sayangnya, laga melawan Bahrain dan China di Bulan Oktober lalu tidak berakhir sesuai prediksi dan target PSSI. Meski diwarnai kontroversi kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf, Jay Idzes dkk harus puas bermain imbang 2-2. Tapi, sorotan yang tidak terlihat adalah bagaimana sejumlah pemain Timnas tidak puas dengan taktik dan strategi yang diterapkan STY dalam pertandingan tersebut.

“Usai laga memang internal Timnas sedikit memanas setelah sejumlah pemain mengajak STY untuk berdiskusi, namun pelatih tidak berkenan. Pemain yang mempertanyakan taktik saat melawan Bahrain kemudian menerima konsekuensi tersendiri saat laga melawan China. Mungkin publik juga bisa melihat sendiri melalui susunan pemain dan bergesernya ban kapten Timnas saat kontra China,” ungkap sumber tersebut, Minggu 12 Januari 2025.

Ketum PSSI Pastikan Indonesia Aman Melawan Bahrain ( Ketum PSSI Erick Thohir di Bali/FOTO: Dafi-VOI)
Ketum PSSI Pastikan Indonesia Aman Melawan Bahrain ( Ketum PSSI Erick Thohir di Bali/FOTO: Dafi-VOI)

Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga juga mengakui telah terjadi kondisi tertentu yang membuat PSSI harus turun tangan menangani Timnas Indonesia sebelum laga China vs Indonesia. Tapi, dia enggan mengungkap kondisi yang dimaksud, apakah ada masalah komunikasi atau taktik antara STY dengan pemain. “Sebelum China itu sudah ada. Beberapa kondisilah,” tuturnya.

Tak berhenti di situ, lanjut sumber VOI Insight, para pemain Timnas juga berkumpul dan berdiskusi tanpa kehadiran STY maupun staf pelatih lainnya sebelum laga kontra Arab Saudi di Jakarta, November lalu. Hasilnya, Timnas Indonesia mampu mengukir kemenangan bersejarah atas Arab Saudi melalui dua gol Marselino Ferdinand.

Asisten pelatih Timnas saat itu, Nova Arianto mengakui adanya pertemuan pemain tanpa kehadiran pelatih maupun staf lain. Tapi, dia berkilah pertemuan tersebut bertujuan untuk saling menguatkan dan menjaga kekompakan menjelang melawan Arab Saudi. “Sebelum melawan Arab Saudi pemain memang melakukan meeting yang di satu ruangan berisikan hanya pemain saja, tidak ada pelatih tidak ada staf. Di situ mungkin pemain saling menguatkan dan kita bersyukur kita bisa mendapat hasil terbaik. Kalau masalah ada keretakan itu tidak ada,” katanya.

Rentetan dinamika itulah yang akhirnya dinilai menjadi vonis pemecatan STY, seperti diakui Erick Thohir yang menyebut bahwa situasi panas di ruang ganti Timnas sudah terasa sebelum laga China. Namun karena berbagai pertimbangan, termasuk jadwal laga kualifikasi Piala Dunia berikutnya yang hanya berjarak satu bulan, keputusan untuk mengganti pelatih diurungkan.

“Kalau saya lihat dinamika ini cukup kompleks. Kalau saja waktu itu kita mengambil keputusan yang tergesa-gesa, mungkin kurang baik juga. Tetapi sudah dirasakan sebelum pertandingan lawan China. Cuma waktunya terlalu mepet untuk mengganti pelatih, ya yang terbaik ya hari ini karena kita masih punya waktu 2,5 bulan untuk persiapan,” ujarnya.

Mantan Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan atau Iwan Bule (Ibul) yang membawa STY ke Indonesia tahun 2019, menilai keputusan PSSI memecat STY merupakan upaya untuk membuat Timnas Indonesia lebih baik ke depannya. “Tidak elok kalau saya mengomentari lebih jauh terkait kebijakan pengurus PSSI saat ini yang merombak susunan tim kepelatihan di tubuh Timnas, namun saya meyakini jika ini merupakan ikhtiar dari PSSI untuk membuat Timnas kita lebih bagus lagi ke depannya,” tuturnya.

“Segenap langkah yang diambil oleh PSSI pasti sudah diperhitungkan matang-matang. Semoga dengan pergantian ini bisa terus membuat impian kita tercapai yakni Indonesia tampil di Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko nanti,” tambah Ibul.