JAKARTA - Kemenangan pasangan Andra Soni-Achmad Dimyati Natakusumah disebut menjadi kejutan terbesar dalam gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024. Hasil quick count atau hitung cepat berbeda jauh dari survei elektabilitas sebelum hari pencoblosan.
Selain itu, kemenangan pasangan Andra Soni- Dimyati Natakusumah menunjukkan daerah Banten butuh sosok pemimpin yang objektif dan mampu membawa Banten ke arah yang lebih baik dengan perspektif demokrasi. Dukungan yang diberikan kepada keluarga tertentu kerap didasari oleh warisan sejarah, dani dampaknya justru mempersempit ruang demokrasi.
Aktivis muda dari Tangerang Selatan, Achmad Fanani mengatakan masyarakat Banten sudah mulai melek politik dengan kemenangan pasangan Andra Soni - Dimyati Natakusumah dan tidak memilih figur-figur yang memiliki hubungan erat dengan keluarga Ratu Atut. Dia menambahkan dengan majunya Airin Rachmi Diany, istri Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan, yang merupakan adik dari Ratu Atut.
"Majunya Airin di kancah politik Banten berpotensi membuka jalan lebar bagi dinasti politik untuk tumbuh subur lagi. Ini adalah langkah mundur bagi demokrasi yang sudah mulai membaik setelah dinasti Ratu Atut runtuh," kata Fanani kepada VOI, Selasa, 3 Desember.
BACA JUGA:
Dinasti di Banten merupakan fenomena yang meneruskan kekuasaan pada anggota keluarga yang dikenal dengan istilah dinasti politik. Dinasti Banten ini dibentuk oleh ayah Ratu Atut Chosiyah, yaitu Chasan Sochib, yang berhasil membangun jaringan kuasa yang kuat. Dinasti ini memiliki bentuk Octopussy Dynasty, yang dibangun dengan pemanfaatan jaringan kuasa yang telah dibangun oleh Tubagus Chasan Sochib, ayah Atut.
Pada tahun 2013, Ratu Atut dan adiknya Tubagas Cheiril Wardana alias Wawan ditangkap Komisioner Antikorupsi dalam kasus suap hakim Mahkamah Konstitusi Aqil Mokhtar terkait sengketa pemilihan kepala daerah (pilkada) di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dan korupsi pengadaan sarana-prasarana alat-alat kesehatan dan pengadaan barang lainnya di Provinsi Banten dari tahun 2011 sampai 2013.
Kekerabatan dalam politik dinasti di Banten mempengaruhi stabilitas politik, sehingga mengakibatkan politik di provinsi tersebut menjadi mundur dan hanya bergantung pada darah dan keturunan segelintir orang, dan budaya demokrasi serta transparansi dapat mempengaruhi.
Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas mengungkapkan keprihatinannya terhadap pengaruh kuat politik keluarga yang dianggap mencederai prinsip demokrasi di Banten. Fernando berharap dengan kemenangan pasangan Andra Soni - Dimyati Natakusumah provinsi yang telah lama lekat dengan kekuasaan berbasis kerabat bisa lebih maju secara demokrasi serta citra daerah itu milik keluarga tertentu menjadi pudar.
"Banten ini bukan milik satu keluarga bukan milik sekelompok orang walau pun Pak Haji Chasan merupakan salah satu yang mendukung pembentukan provinsi Banten saat itu," kata Fernando yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Jumat, 22 November.
Dia menambahkan dinasti politik tidak pernah memprioritaskan kepentingan rakyat. Mereka, lanjut dia, lebih mementingkan keluarganya, sehingga keadilan sosial bagi masyarakat luas bakal sulit tercapai.
"Ini menjadi tugas kita bersama untuk melawan politik dinasti, karena mereka akan mementingkan keluarganya lebih dahulu, makanya ya jangan harap keadilan sosial bagi seluruh rakyat," tandas Fernando.
Salah satu penyebab munculnya sistem politik Dinasti Banten adalah karena tingkat partisipasi politik masyarakat Banten pada pilkada tahun 2015 dan 2017 yang berada di bawah 65% membuat dinasti politik yang dibangun semakin kuat dan membuat masyarakat sulit untuk menduduki posisi penting dalam politik.
Airin adalah simbol nyata kebangkitan dinasti politik di Banten. Founder Nusa Ina Connection, Abdullah Kelrey menegaskan dinasti politik erat dengan KKN maka, semua tahu bahwa suami Airin, Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan, yang merupakan adik dari Ratu Atut, memiliki rekam jejak buruk dengan kasus korupsi yang membawanya ke balik jeruji besi.
"Kalau istrinya, Bu Airin, nanti jadi gubernur, apakah kita bisa yakin dia tidak korupsi? Orang yang sudah pernah merasakan nikmatnya hasil korupsi pasti sulit lepas. Apalagi Bu Airin sendiri saat menjadi wali kota, jika penegak hukum serius, mungkin ada banyak hal yang bisa diungkap," terang dia.
Kelrey menambahkan, masyarakat Banten perlu menyadari bahwa dinasti politik tidak hanya merusak sistem demokrasi, tetapi juga menciptakan lingkungan di mana aspirasi rakyat sulit tersalurkan. Dia menyebutkan, bahkan untuk mengadakan aksi protes di Banten saja sering kali menghadapi hambatan besar.
Sosok dibalik Kemenangan Andra Soni
Sosok Andra Soni yang belum dikenal tiba-tiba berhasil menjadi mengalahkan sosok Airin yang cantik mirip ken dedes. Kemenangan yang diterima pasangan Andra Soni dan Dimyati Natakusumah tidak menjadi bagian dari kebetulan. Ada sosok lain yang disebutkan yang menjadi penentunya, yang saat ini menjadi Ketua Harian Partai Gerindra, Sufi Dasco Ahmad.
Peranan Dasco yang penting dalam kemenangannya tidak ditampik Andra. Secara blak-blakan Andra mengakui jika Dasco merupakkan mentor politiknya. Perlu diketahui sosok Dasco yang kini menjadi Wakil Ketua DPR RI telah tiga periode tercatat sebagai anggota DPR dari Dapil Banten.
"Selama ini memang Pak Dasco yang rajin dan turun ke dapil. Beliau mendatangi konstituen dan jaringan-jaringan yang sudah dibina lama,” kata Andra kepada VOI melalui pesan tertulisnya.
Selain peran yang krusial dari Dasco, Andra mengakui dan merasakan bantuan-bantuan dari koalisi partai pengusungnya selama masa kampanye hingga hari pencoblosan.
"Tingkat popularitas saya rendah, yang meningkatkannya tentu bantuan dari partai koalisi. Sampai hari H, mereka sangat membantu dengan mengonsolidasikan jaringan-jaringan mereka,” ucap Andra.
Dasco pun tak menampik cawe-cawe di Pilgub Banten. Bagi Dasco, rakyat Banten merupakan bagian penting dalam karier politiknya hingga ia mampu menjadi anggota DPR tiga periode
“Kebetulan karena saya tahu bagaimana Banten dan selama ini komunikasi dengan DPRD II dan DPRD I baik, sehingga mereka juga kerja all out untuk Prabowo, hasilnya jadilah seperti ini. Di samping itu, selain Gerindra, ada mesin dari KIM Plus yang tentu saja juga turut bekerja,” ujar Dasco dalam pesan suara yang disampaikan kepada VOI.