JAKARTA - Kurang dari tiga bulan lagi masyarakat akan menentukan pilihan presiden. Ada tiga pasangan calon presiden yang bertarung mengadu gagasan visi dan misinya. Dari ketiga kontestan, capres Anies Rasyid Baswedan yang bukan kader partai. Anies mulanya dideklarasikan sebagai presiden oleh Partai Nasdem.
Untuk mengusung pencalonan awalnya mereka merancang koalisi 3 partai, yakni Partai Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera. Namun koalisi dengan Partai Demokrat tak tercapai mufakat, hingga posisinya digantikan Partai Kebangkutan Bangsa (PKB) yang sebelumnya berada di barisan Partai Gerindra. Sehingga Anies akhirnya dapat mendaftar ke KPU berpasangan dengan Muhaimin Iskandar.
Menyadari dukungan partai yang berbatas, Anis menghidupkan kelompok relawan yang berbasis keagamaan. Kelompok relawan Anies yang terlihat mendeklarasikan dukungan pada AMIN ini, antara lain Kelompok Relawan Kuning Ijo Biru, Relawan Gerakan Nusantara, Relawan Garda Matahari, Relawan Go Anies, Forum Ka'bah Membangun, Anies Amanat Indonesia, Relawan Menara Perubahan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia dan Relawan Gerakan Arek Suroboyo Spontan (GASS).
Menurut Kapten Timnas Pemenangan AMIN, Muhammad Syaugi kehadiran tim relawan terus bertambah. "Jadi sampai sekarang ini betul-betul tumbuh gerakan relawan ini. Karena memang dari hati," kata Muhammad Syaugi, akhir September lalu. Sedang menurut Juru Bicara Capres dari Koalisi Perubahan, Sudirman Said jumlah simpul relawan mereka sudah mencapai 550 simpul.
Saat ini perjuangan Anies dan Timnya bertumpu pada dukungan relawan, mengingat terbatas kolisi mereka miliki. Anies selama ini dikenal karena intelektualnya, Karena berlatar belakang sebagai keluarga pendidik. Berikut latar belakang Anies.
Mengenal Lebih Dekat Anies Baswedan
Anies Baswedan Rasyid, adalah sosok yang sangat dikenal karena Mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022. Putra kelahiran Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969 dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah, lahir dari keluarga pendidik. Ayahnya Rasyid Baswedan adalah Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia dan sang ibu Aliyah dikenal sebagai guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta.
Mengenyam pendidikan di taman kanak-kanak Masjid Syuhada dan SD Laborator, SMP Negeri 5, dan SMA negeri 2. Anies muda sebelum tamat SMA telah melalang ke Amerika Serikat, karena mendapatkan beasiswa pendidikan selama satu tahun. Akibatnya kelulusan SMA-nya tertunda satu tahun ia baru dinyatakan lulus 1989. Lulus SMA melanjutkan pendidikan di Fakultas Ekonomi UGM Yogyakarta dan menjadi sarjana ekonomi di usia 26 tahun dan aktif di lembaga Kajian Ekonomi di Pusat Kajian Antar Universitas UGM.
BACA JUGA:
Cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang jurnalis, diplomat, dan pejuang RI kembali mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 di University of Maryland, School of Public Policy, College Park, Amerika Serikat dan melanjutkan S3-nya di Northern Illinois University, Department of Political Science, Dekalb, Illinois, Amerika Serikat. Lulus dari ia menjadi Direktur Riset di The Indonesian Institute, organisasi berfokus pada riset dan analisa kebijakan publik. Dari sana ia terpilih sebagai rektor Universitas Paramadina, di usia 38 tahun.
Anies kemudian mengembangkan Indonesia Mengajar, sebuah lembaga nirlaba yang merekrut, melatih, dan mengirim generasi muda sebagai Pengajar di Sekolah Dasar (SD) dan masyarakat terpencil selama setahun. Dari sanalah nama Anies banyak dikenal orang.
Suami dari Fery Farhati Ganis ini, mulai terlibat dalam dunia politik saat dia mengikuti konvensi Partai Demokrat, ia juga terlibat membantu pasangan capres Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan menjadi juru bicara, lalu Menteri Pendidikan.
Berhenti dari menteri Jokowi peruntungan Anies tak sampai disitu. Prabowo ketua umum Partai Gerindra meminangnya untuk dicalonkan sebagai Gubernur DKI dan dipasangkan dengan Sandiaga Uno seorang pengusaha yang lebih dulu menjadi kader Gerindra.
Pencalonan Gubernur ia berhadapan calon incumbent Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.Dia memenangi pilkada yang dinilai sebagai pilkada paling brutal karena melibatkan isu SARA. Jejak ini lah yang dinilai masih membayangi sosok capres No Urut 1. Ia dituding masih bersama massa yang sempat memainkan politik identitas.
Sehingga Masyarakat cemas dengan ancaman polarisasi politik akan terbawa lagi di pilpres 2024. Kekhawatiran praktik pencemaran nama baik, fitnah, berita bohong, ujaran kebencian, dan politik identitas rentan mewarnainya. Menampik tudingan dan kekhawatiran ini, anggota Tim Dewan Penasehat Pasangan AMIN, M. Chozin Amirullah menyatakan kekhawatiran itu selama ini tak terbukti.
"Orang kan dulu khawatir, Jakarta akan menjadi Suriah, nyatanya tidak. Selama 5 tahun Anies bisa mengharmoniskan para pimpinan agama itu. Jika itu sebuah pencitraan, mestinya itu tidak bertahan selama 5 tahun," ujar Chosin, dihubungi VOI, Jumat, 16 Desember.
Nyatanya selama ini Anies bisa mengelola berbagai macam perbedaan itu dengan baik dan tak perlu menggunakan kekuatan represif atau dengan mengerahkan Densus. Caranya dengan mengedepankan dialog.
"Ini track record dan kualitas seorang pemimpin, " kata Chosin.
Lebih jauh Co- Founder Relawan Gerakan Turun tangan ini, menyatakan secara person Anies memang layak sebagai pemimpin. "Kualitas pribadinya lebih unggul dari calon-calon lain. Dilihat dari artikulasi, cara analisisnya berbeda dengan yang lain. Kedua, dari trek record dan dari sisi integritas, Anies tergolong calon yang paling bersih dan paling tidak bermasalah," ujar M. Chosin.
Meski sama sama pernah menjabat di pemerintah, dari tiga calon, Chosin mengklaim, Anies Lah yang terlihat kemajuan paling signifikan. Soal tudingan sebagian masyarakat yang menilai Anies payah saat memimpin Jakarta karena banjir masih terjadi, macet juga masih terjadi.
Menurut Chosin justru saat Anies memimpin Jakarta kemacetan berkurang banyak, tidak hilang sama sekali, tapi berkurang banyak. Soal kemacetan yang tadinya Jakarta menduduki posisi 10 besar kota yang paling macet bisa keluar. Cara mengatasinya, Anies membuat angkutan yang terintegrasi bernama Jaklinko, masing masing moda transportasi disambungkan, sehingga terintegrasi, fasilitasnya diperbaiki, Driver kesejahteraan ditingkatkan yang tadinya berbasis setoran kini digaji berbasis kilometer.
M.Chosim juga membeberkan tiga keunggulan program Anies, yang bisa bisa ditawarkan ke pemilih. Pertama, Anis punya rencana membuat kota kota besar, sebagai pusat ekonomi. Selain di Jakarta, tetapi di kota-kota lain. Kedua, membangun minimal 10 stadion bertaraf internasional sekelas Fifa. Ketiga, adalah kepedulian pada dunia pertanian terutama mengatasi kelangkaan pupuk dengan memberantas mafia, membatasi rantai pasok yang terlalu panjang untuk mengatasi produk hasil pertanian dan produk peternakan dengan membuat resi gudang atau kontrak farming, sehingga ada jaminan penjualan bagi hasil pertanian dan peternakan. Dan petani mudah mendapatkan modal karena ada jaminan penjualan dengan sistem Resi Gudang
Hanya saja, M Chosin mengingatkan Anis, untuk tidak terbawa atau ikut ikutan, melakukan tebar logistik seperti pasangan lain. Selain hal itu akan menyulitkan tim dibawah. Anies juga tak memiliki logistik sekuat lawannya. "Anies jangan mengikuti gaya pasangan lain yang jor-jor. Kalau adu kuat dengan kita kalah finansial. Kekuatan Anies justru pada relawan yang militan. Relawan militan hanya ada di Anies." ujar mantan Ketua PB HMI itu.