JAKARTA – Selama ini, publik hanya mengetahui ada tiga bakal calon presiden (capres) yang akan berkontestasi di pemilihan presiden (pilpres) 2024. Ketiga nama itu adalah Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Kurang lebih enam pekan menjelang pendaftaran pasangan capres dan cawapres di Komisi Pemilihan Umum (dibuka tanggal 19 Oktober), rakyat Indonesia memiliki titik terang siapa bacawapres dari masing-masing capres yang sudah diketahui. Satu nama yang sudah dideklarasikan adalah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang akan mendampingi Anies Baswedan.
Anies Baswedan menyebutkan alasannya memilih Muhaimin Iskandar sesuai dengan kebutuhan suara untuk memenangkan kontestasi pilpres 2024. Anies menyebutkan kelemahan dari Koalisi Perubahan ada di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Tapi, kalau yang dibawa namanya adalah yang sesuai dengan kebutuhan kita, seperti yang saya sampaikan tadi, kita perlu mengundang PKB. Kenapa? Karena kita lemah di Jawa Timur dan Jawa Tengah, kita butuh partai yang basis kuat di sana," imbuhnya.
"Jadi ketika ada nama ini, ini adalah nama yang sesuai kebutuhan. Kalau sesuai dengan kebutuhan kita, bisa muncul nama itu darimana saja," tambahnya lagi.
Kini, publik menanti siapa dua bacawapres lain yang akan berdampingan dengan Prabowo maupun Ganjar. Prabowo mengungkapkan, kriteria pendampingnya di ajang pilpres adalah berdedikasi kepada rakyat, komitmen kepada Pancasila, UUD, NKRI, Bineka Tunggal Ika. Kriteria lainnya, figur yang memiliki kapasitas dan integritas, serta mempunyai elektabilitas yang diperhitungkan di papan atas survei.
Pasca hengkangnya Cak Imin dan PKB, calon pendamping Prabowo diungkap Yusril Ihza Mahendra. Ketua Umum Partai Bulan Bintang itu menyebut jika bacawapres Prabowo ada tiga nama, yakni dirinya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Menteri BUMN Erick Thohir yang diajukan PAN.
BACA JUGA:
Nama Yusril menyeruak setelah diusulkan PBB. Sekjen PBB, Afriansyah Noor mengakui pihaknya memang mengajukan Yusril sebagai salah satu bacawapres Prabowo. Alasannya, Yusril merupakan tokoh berpengalaman di pemerintahan sejak era Soeharto, Megawati Soekarnoputri, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) hingga Susilo Bambang Yudhoyono.
“Pak Yusril juga sosok negarawan sejati. Yang terpenting, beliau pakar hukum baik pidana maupun tata negara yang cocok dan dibutuhkan oleh Pak Prabowo,” ujar Afriansyah.
Pernyataan dari Afriansyah Noor bukan isapan jempol belaka. Ketua Umum Relawan Jokowi, Darmizal mengatakan bahwa sosok capres dan cawapres mendatang juga mau mendukung program kerja dari Jokowi. Disebutkan Darmizal sosok capres yang cocok dengan keinginan Jokowi selain siap melanjutkan program kerja juga harus memiliki gen politik yang mirip dengan presiden ke tujuh tersebut.
"Gen politiknya harus mirip dengan Jokowi yang Soekarnois banget. Semua hidupnya hanya untuk memikirkan kemajuan dari bangsa Indonesia. Sangat menyayangi rakyat kecil dan mau berkorban untuk bangsa Indonesia," kata mantan politisi demokrat ini.
Darmizal menyebutkan pasangan capres dan cawapres yang akan didukung Jokowi harus memahami pemikiran politik jawa. Tak hanya itu, Darmizal juga menyebutkan sosok capres harus memiliki ketegasan dan keberanian yang tinggi dan cawapresnya harus memiliki ilmu hukum yang paripurna.
"Capres dan cawapres itu harus dwi tunggal untuk menghadapi permasalahan bangsa ke depannya. Sosok capresnya itu harus memiliki keberanian seperti tentara dan sosok cawapresnya harus memiliki ilmu hukum yang paripurna," kata Darmizal.
Sosok capres dan cawapres yang disebutkan seakan mengarah kepada Prabowo Subianto dan Yusril Ihza Mahendra. Darmizal mengingatkan sebelum Jokowi memutuskan mendukung, sebaiknnya para kontestan capres dan cawapres tidak melakukan hal yang tidak sesuai dengan pemikiran politik orang jawa.
Sementara bacapres dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo juga mengungkap kriteria cawapres yang bisa mendampinginya. Kriteria tersebut berdasarkan pengalamannya menjadi Gubernur Jawa Tengah selama dua periode. Dia berharap didampingi figur yang energik, satu visi, dan bisa mengeksekusi beberapa pekerjaan.
Dia menegaskan, posisi wapres bukan “ban serep” tapi sosok yang harus dioptimalkan fungsinya. Selain itu, Ganjar tidak mensyaratkan figur yang menguasai bidang ekonomi. Menurutnya, pendamping yang mempuni di bidang ekonomi memang membantu, tapi hal itu bukan sesuatu yang mutlak. Dia mencontohkan Presiden Jokowi yang justru memilih KH Ma’ruf Amin yang notabene seorang pemuka agama sebagai pendamping.
Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyebut bahwa nama bacawapres pendamping Ganjar Pranowo saat ini sudah makin mengerucut. Hal ini sudah disampaikan dalam rapat konsolidasi oleh keempat ketua umum partai yang digelar Senin (4/9) di DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat.
Dia menjelaskan, pembahasan cawapres nantinya akan dilakukan dalam pertemuan yang bersifat tertutup. Dan tentunya, dalam pertemuan tersebut para ketua umum juga akan membahas berbagai hal yang bersifat strategis terkait dengan momentum pengumumannya.
Teka teki siapa calon pendamping Ganjar pernah diungkap Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani. Putri Megawati tersebut menyebut jika ada lima nama yang menjadi calon kuat yakni Sandiaga Uno, Erick Thohir, Muhaimin Iskandar, Andika Perkasa dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Tapi bila melihat dinamika terbaru saat ini, tersisa satu nama yang menjadi kandidat jika berdasarkan pernyataan Puan Maharani, yakni Sandiaga Uno. Sebab, Muhaimin Iskandar sudah menjadi bacawapres Anies Baswedan, Andika Perkasa menjadi wakil ketua TPN Ganjar. Berkaca dari susunan TKN Jokowi-JK dan Jokowi-Ma’ruf Amin, sosok yang masuk dalam struktur TKN atau TPN tidak akan menjadi bacawapres.
Sementara AHY dinilai kurang memiliki daya tawar politik. Pakar komunikasi politik Effendi Ghazali menilai, meski Partai Demokrat berpeluang bergabung dengan PDI Perjuangan, tapi relatif sulit untuk mengajukan nama AHY sebagai bacawapres karena tidak tergabung sejak awal di koalisi. Sementara untuk Erick Thohir, lebih mendekat ke Prabowo mengingat PAN tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Muhammad Romahurmuziy menyatakan bahwa pasca Cak Imin mendampingi Anies, maka semakin besar peluang Sandiaga Uno maupun tokoh berlatar belakang NU untuk menjadi bacawapres Ganjar.
Hal ini diungkapkan Romahurmuziy setelah Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar resmi mendukung Prabowo Subianto Djojohadikusumo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
"Komposisi ini memperbesar peluang Ketua Bappilu PPP, Pak Sandi, sebagai cawapres Mas Ganjar," katanya saat dihubungi VOI.
Sementara sumber VOI menyebutkan sosok yang akan mendampingi Ganjar Pranowo itu mampu mewakili suara umat islam di Indonesia. Dia menyebutkan dalam dunia politik sesuatu yang tidak mungkin atau tidak dipikirkan bisa saja terjadi. Alasannya karena partai yang berlambangkan banteng moncong putih itu memiliki golden tiket dan partai pemenang dalam dua periode.
"Sosok yang akan dipilih PDIP itu sebenarnya sudah sangat jelas dan bisa dilihat dari beberapa momen kebangsaan sosok ini selalu ada. Dan pekan depan akan ada pengumuman tentang sosok cawapres dari Ganjar Pranowo," tandasnya.
Pernyataan sumber VOI ini seakan merujuk ke sosok pejabat tinggi dari Jawa Barat, Ridwan Kamil. Pasalnya ada persamaan pernyataan yang disampaikan Ridwan Kamil yakni pekan depan akan ada breaking news tentang dirinya usai penyerahan jabatan Gubernur Jawa Barat.
Setelah resmi menyerahkan jabatan gubernur Jawa Barat, Selasa, Ridwan Kamil memberikan tanda akan adanya berita baru tentang dirinya pada pekan depan.
"Kami mohon doa takdir kami ke mana, kami tidak tahu, tapi insyaallah Tuhan memberikan yang terbaik; tapi kalau minggu depan ada breaking news, ya, mohon dimaklumi. Kodenya itu aja," kata Ridwan Kamil di Gedung Sate, Bandung, Selasa, 5 September.
Pria yang suka dipanggil dengan Kang Emil ini mengatakan dirinya pernah bertemu dengan Megawati beberapa waktu lalu untuk membicarakan kesiapan pembangunan monumen bunng Karno. Pria berkacamata ini melaporkan kesiapan pembangunan monumen itu sudah lebih dari 60 persen.
"Pernah berkomunikasi dengan Bu Mega. Salah satunya membicarakan monumen Bung Karno. Saya salah satu supervisinya di proyek itu," kata Ridwan Kamil.
Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah menyebutkan nama Ridwan Kamil masuk dalam pertimbangan Megawati sebagai sosok Cawapres dari Ganjar Pranowo.
"Saya kira semua bacawapres dipertimbangkan Bu Mega dengan penuh seksama dengan berbagai pertimbangan dan alasan-alasan mengapa tokoh tersebut menjadi pertimbangan," kata Basarah di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar, Menteng, Jakarta, Selasa 5 September.