Astronom Jepang Rekam Penampakan Jupiter Saat Tertabrak Asteroid
Planet Jupiter untuk kesekian kalinya kembali terhantam sebuah asteroid. (foto: twitter)

Bagikan:

JAKARTA - Planet Jupiter untuk kesekian kalinya kembali terhantam sebuah asteroid. Hanya berselang lebih dari sebulan sejak insiden serupa diamati.

Sebuah tim, yang dipimpin oleh Ko Arimatsu dari Universitas Kyoto, merilis rekaman cahaya terang misterius yang muncul di planet Jupiter selama sekitar empat detik pada 15 Oktober lalu.

Peristiwa itu diketahui terjadi di Zona Tropis Utara Jupiter di dekat tepi selatan Sabuk Beriklim Utara. Kemungkinan kilauan cahaya tersebut disebabkan oleh asteroid yang menabrak Jupiter. Peristiwa ini terjadi lebih dari sebulan setelah pengamat langit di Brasil melakukan pengamatan serupa.

"Blitz terasa seperti bersinar untuk waktu yang sangat lama bagi saya," ungkap pengguna Twitter @yotsuyubi21 , yang memotret cahaya itu dengan teleskop Celestron C6, seperti dikutip dari Live Science, Senin, 25 Oktober.

Menurut unggahan akun Twitter @yotsuyubi21 itu, Jupiter menampilkan dua cahaya yang berbeda, kilauan biasa dan seperti inframerah, memperlihatkan Jupiter menyemburkan cahaya merah muda yang menakutkan. Meski demikian, para pengamat belum yakin apakah tabrakan tersebut meninggalkan puing-puing yang dapat dipantau oleh para ilmuwan.

Jupiter ditabrak dengan lusinan, mungkin ratusan, asteroid setiap tahun, karena planet raksasa itu bertindak sebagai blokade untuk menghentikan benda-benda tersebut agar tidak menabrak Bumi. Objek yang lebih kecil, seperti asteroid yang mengotori Tata Surya, dapat dengan mudah ditarik ke atmosfer planet yang tebal dan bergejolak.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa benda-benda setidaknya 150 kaki (45 meter) menabrak Jupiter setiap beberapa bulan. Namun, menangkap peristiwa seperti itu sangat jarang.

Tabrakan pertama yang tercatat di Jupiter adalah Comet Shoemaker-Levy 9 (SL9) yang menghantam pada Juli 1994. Bulan lalu, astronom amatir menangkap cahaya terang yang muncul selama beberapa detik di planet raksasa gas itu.

Ketika itu, astronom Jerman Harald Paleske sedang mengamati bayangan bulan Jupiter, Io, menciptakan gerhana matahari di atmosfer planet Jupiter ketika ia melihat kemungkinan dampaknya. Setelah melihat kilatan terang, Paleske berkata bahwa dia melihat setiap bingkai dengan harapan dapat menentukan apa yang menyebabkan cahaya itu.

Paleske menemukan kilatan itu berada di atmosfer Jupiter dan tetap terlihat selama dua detik, mengesampingkan gangguan apa pun di Bumi atau satelit acak yang mengambang di planet ini.