Bagikan:

JAKARTA - Lusinan akun Twitter milik sejumlah tokoh seperti Barack Obama, Bill Gates hingga Elon Musk diretas orang tak dikenal untuk aksi spamming Bitcoin. Peristiwa yang terjadi pada pertengahan Juli ini, menggarisbawahi kerentanan keamanan siber Twitter yang mudah disusupi. 

Bahkan baru-baru ini, sebuah laporan mengungkapkan, ada lebih dari 1.000 karyawan dan kontraktor Twitter yang memiliki akses eksklusif ke software internal platform microblogging tersebut. Pemilik akses-akses tersebut memungkinkan untuk bisa mengubah pengaturan dan mengambil alih kontrol akun pengguna Twitter, dengan bebasnya. 

"Mereka memiliki tools, yang jika diambil alih oleh peretas (hacker), maka akan dengan mudah masuk ke akun pengguna. Mereka dapat mengendalikan (akun) orang lain," demikian kata dua sumber yang merupakan mantan karyawan Twitter, dikutip dari Reuters, Jumat 24 Juli.

Dalam pernyataan awalnya, Twitter mengakui kalau pelaku peretasan berhasil memanipulasi sejumlah pegawai lewat social engineering untuk mendapatkan akses tersebut. Namun kemudian, Twitter menolak untuk mengomentari akses tools yang dimiliki karyawannya. 

"(Mereka) selalu bekerja sesuai protokol, teknik, dan mekanisme keamanan tinggi dan bagi siapa saja yang memiliki akses tersebut hanya dipergunakan untuk keperluan bisnis yang valid. Akses itu hanya dipergunakan ketika pelanggan membutuhkan support layanan," urai Twitter.

Sejumlah pakar keamanan siber menilai, ancaman internal dari karyawan yang memiliki akses 'eksklusif' tersebut sangat rentan terjadi. Sebab semakin banyak jumlah orang yang dapat menggunakan akses tersebut, maka sudah sepantasnya bentuk pengawasan keamanan siber diperkuat. 

Penyelidikan kasus peretasan ini juga masih ditangani bersama FBI. Terlebih aksi peretasan ini juga telah berhasil melakukan pencurian data terhadap 130 akun, yang 45 akun di antaranya dipergunakan untuk mengirim cuitan palsu mengenai bitcoin.

Dari 45 akun yang berhasil diretas, merupakan akun Twitter milik pesohor dunia seperti Bill Gates, Elon Musk, Apple, Kanye West, Kim Kardashian West, Warren Buffett, Jeff Bezos hingga mantan Presiden AS Barack Obama. 

Dilaporkan Coindesk, peretas akun Twitter ini, telah berhasil meraup keuntungan Bitcoin dari korbannya hingga 280 ribu dolar AS atau sekitar Rp4,1 miliar (kurs Rp 14.628).