JAKARTA - Twitter menggandeng Federal Bureau of Investigation (FBI) untuk melakukan investigasi terhadap insiden peretasan akun Twitter para pesohor dunia kemarin Rabu 17 Juli. Di mana akun-akun tersebut menjadi korban serangan spamming cryptocurrency.
Dilansir The Verge, aksi peretasan ini telah menyebabkan keprihatinan serius di antara anggota parlemen Amerika Serikat, dengan beberapa ketakutan bahwa kelemahan seperti ini dalam media sosial dapat dieksploitasi oleh aktor jahat dalam serangan terkoordinasi yang bertujuan menyebabkan kekacauan di antara masyarakat.
"Kami mengetahui insiden keamanan hari ini yang melibatkan beberapa akun Twitter milik individu-individu terkenal. Akun tersebut tampaknya telah dikompromikan untuk mengabadikan penipuan cryptocurrency," ungkap pernyataan resmi dari FBI, Jumat 17 Juli.
BACA JUGA:
Sebelumnya diketahui, beberapa akun pesohor dunia dan tokoh teknologi seperti Bill Gates, Elon Musk, Apple, Kanye West, Kim Kardashian West, Warren Buffett, Jeff Bezos dan Mike Bloomberg, bahkan mantan Presiden AS Barack Obama diambil alih akunnya oleh peretas dan para hacker memposting tweet yang meminta sumbangan melalui Bitcoin di akun mereka.
"Semua orang meminta saya untuk memberikan kembali, dan sekarang adalah waktunya. Dengan mengirim 1.000 dolar AS, saya mengirim Anda kembali 2.000 dolar AS. Saya berjanji untuk menggandakan semua pembayaran ke alamat Bitcoin selama 30 menit berikutnya," tweet peretas itu dalam akun Twitter Bill Gates dan lainnya.
Mengetahui hal itu, Twitter berusaha untuk menghapus pesan penipuan. Tetapi peretas tampaknya memiliki kontrol atas situasi karena mereka dapat kembali ke akun dan memposting ulang pesan.
We want to share some more specific updates coming out of the second day of our investigations.
— Twitter Support (@TwitterSupport) July 17, 2020
Pada akhirnya, Twitter menonaktifkan kemampuan akun terverifikasi untuk memposting tweet. Twitter pun berhasil menginvestigasi yang diyakini sebagai, "serangan rekayasa sosial terkoordinasi oleh orang-orang yang berhasil menargetkan beberapa karyawan kami dengan akses ke sistem dan alat internal."
"Kami sedang mencari aktivitas jahat apa yang mungkin mereka lakukan atau informasi yang mungkin mereka akses dan akan membagikan lebih banyak di sini seperti yang kita miliki," ujar Twitter dalam keterangan resmi.
Sementara, beberapa politisi AS pun mengajukan pertanyaan kepada Twitter menyoal akun Presiden Donald Trump, tak lama hal itu langsung dikonfirmasi pula dengan Gedung Putih bahwa akun Twitter Trump aman tidak tersentuh oleh peretas.