Pura-pura Jadi Elon Musk dan Joe Biden, Pelaku Penipuan Kripto di Medsos Terancam Masuk Penjara
Scammer kripto di Twitter dikenai hukuman penjara. (Foto; Dok. Coincentral)

Bagikan:

JAKARTA – Seorang lelaki bernama Joseph James O’Connor telah mengaku bersalah atas tuduhan peretasan di Twitter pada 2020. Dia menggunakan nama samaran PlugwalkJoe telah mencuri aset kripto senilai 794.000 dolar AS (Rp11,6 miliar) dari perusahaan SIM Swap yang berlokasi di Manhattan. Pencurian itu dilakukannya pada tahun 2020 lalu.

Pada 26 April 2023, lelaki asal Inggris itu diekstradisi dari Spanyol ke Amerika Serikat. O’Connor mengaku bersalah atas sejumlah dakwaan yang dituduhkan kepadanya.

Jaksa penuntut AS menyatakan bahwa O’Connor telah kehilangan dana hasil curian tersebut dan berencana membayar ganti rugi kepada para korban. Dia juga didakwa meretas akun TikTok dan Twitter untuk melancarkan aksinya, yaitu promosi skema penipuan kripto. Atas tindakannya itu, O’Connor dihadapkan pada hukuman maksimal 77 tahun.

Damian Williams selaku jaksa AS, mengecam tindakan O’Connor dan menyebutnya sebagai “eksploitasi jahat” dengan melakukan tindakan kriminal untuk menyerang SIM Swap dalam melancarkan aksinya. Korban peretasan akun Twitter dan TikTok salah satunya adalah anak di bawah umur.

"Joseph O'Connor, a/k/a "PlugwalkJoe," menggunakan kemampuan teknologinya yang canggih untuk tujuan jahat - melakukan serangan penukaran SIM yang rumit untuk mencuri sejumlah besar mata uang kripto, meretas Twitter, melakukan penyusupan komputer untuk mengambil alih akun media sosial, dan bahkan menguntit dua orang korban, termasuk korban di bawah umur," ujar Jaksa A.S., Damian Williams.

Tindakan kejahatan O'Connor termasuk peretasan akun Twitter terverifikasi milik CEO Tesla Elon Musk dan Joe Biden, seorang kandidat presiden pada saat itu. Reuters melaporkan bahwa akun Twitter Barack Obama, Bill Gates, Benjamin Netanyahu, Jeff Bezos, Kim Kardashian, Kanye West, dan Michael Bloomberg juga terkena dampaknya.

O’Connor memanfaatkan akun-akun media sosial yang memiliki jutaan pengikut ini untuk meminta mata uang kripto. Kondisi ini memaksa pihak Twitter untuk berhenti mempublikasikan pesan dari profil-profil tersebut selama beberapa jam hingga akun-akun tersebut dibersihkan dan diamankan secara menyeluruh.