CEO AMD Percaya Krisis Chip Bisa Rampung Pada Q2 2022
AMD merek populer yang bisnisnya meliputi prosesor dan chip grafis untuk PC, konsol gim, dan server. (foto: unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Tahun ini industri teknologi tengah mengalami krisis chip secara global, akibat pandemi COVID-19. Tidak diketahui kapan masalah ini akan berakhir, namun CEO AMD Lisa Su mengungkapkan, paruh kedua tahun 2022 akan ditemukan titik terang dari masalah ini.

Su menyatakan, meski kekurangan chip bisa diatasi pada Q2 2022, tetapi dia mengingatkan bahwa Q1 tahun ini telah terjadi krisis massal yang sangat parah. Para vendor chip masih mengejar permintaan menyusul kemacetan rantai pasokan parah yang disebabkan oleh pandemi.

Tetapi pabrik yang dibangun tahun lalu, kata Su kemungkinan akan mulai memproduksi chip dalam beberapa bulan mendatang, membantu mengurangi kekurangan suku cadang PC dan microchip lainnya.

“Kami selalu melalui siklus pasang surut, di mana permintaan telah melebihi pasokan, atau sebaliknya. Kali ini berbeda," ungkap Su seperti dikutip dari CNBC Internasional, Jumat, 1 Oktober.

Su menambahkan, prosesnya akan bertahap karena lebih banyak kapasitas produksi tersedia, “Mungkin perlu, Anda tahu, 18 hingga 24 bulan untuk merapihkan pabrik baru, dan dalam beberapa kasus bahkan lebih lama dari itu. Investasi ini dimulai mungkin setahun yang lalu," ujar Su.

AMD merek populer yang bisnisnya meliputi prosesor dan chip grafis untuk PC, konsol gim, dan server. Sejak pandemi COVID-19 dimulai pada 2020, penjualan PC melonjak karena konsumen di seluruh dunia membeli komputer baru untuk di rumah mereka, sehingga anak-anak mereka dapat bersekolah dari jarak jauh.

“Pandemi baru saja membawa permintaan ke tingkat yang baru,” kata Su. Tetapi permintaan untuk chip dan suku cadang PC tetap tinggi bahkan ketika ekonomi dibuka kembali, dan kekurangan menyebar ke industri lain, termasuk mobil.

Hal itu membantu meningkatkan saham AMD lebih dari 120 persen sejak awal tahun lalu, menjadi lebih dari 108 dolar AS. Su mengatakan bahwa AMD mendukung CHIPS Act, yang menjadi undang-undang awal tahun ini dan termasuk subsidi untuk mendorong pembuatan microchip di Amerika Serikat (AS).

Meski demikian, AMD tidak membuat chip sendiri, tetapi mereka mengalihdayakan produksi ke pengecoran, atau pabrik chip. Saingan AMD, Intel tahun ini bahwa mereka akan terus berinvestasi dalam pembuatan microchip dan akan menjadi pengecoran bagi perusahaan chip lainnya.