JAKARTA - Krisis semikonduktor secara global untuk industri teknologi dan otomotif tampaknya belum berkurang. Beberapa petinggi perusahaan memproyeksikan kasus ini akan berlanjut hingga tahun depan.
CEO Arm, Simon Segars memandang situasi yang memburuk ini kemungkinan merugikan penjualan produk teknologi termasuk smartphone selama periode perayaan akhir tahun. Segars melihat kesenjangan yang semakin lebar antara permintaan dan penawaran, yang dia pandang sebagai yang paling ekstrem yang pernah terlihat.
Arm sendiri merupakan perusahaan multinasional yang juga memproduksi semikonduktor, maka dari itu kemungkinan prediksi Segars diklaim cukup akurat. Krisis chip global ini bahkan diproyeksikan akan berlanjut hingga Desember 2022, karena pembuat chip bergulat dengan menyelesaikan backlog pesanan yang tidak terpenuhi dari produsen.
Dihimpun dari Gizmochina, Sabtu, 6 November, bos Arm itu juga merasa bahwa konsumen akan terpengaruh dalam mendapatkan pesanan mereka untuk perangkat sesuai jadwal. Pandangan Segars tidak berbeda dari sentimen yang dimiliki oleh pembuat chip dan pakar industri, bahkan dengan beberapa upaya ekstensif untuk menjembatani jurang permintaan-penawaran.
BACA JUGA:
Kekurangan chip terlihat memburuk dalam beberapa kasus, memengaruhi tenggat waktu produksi dan mengulur aspek penting dari jadwal produksi. Tidak jelas tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh kekurangan chip pada industri teknologi.
Beberapa pembuatan chip terus memperluas operasi dan teknologi mereka untuk mengatasi kekurangan chip. Langkah ini tampaknya belum memberikan hasil yang diinginkan sepenuhnya. Meskin tidak diketahui pasti kapan masalah ini rampung, namun CEO AMD Lisa Su mengungkapkan, paruh kedua tahun 2022 akan ditemukan titik terang dari masalah ini.
Su menyatakan, meski kekurangan chip bisa diatasi pada Q2 2022, tetapi dia mengingatkan bahwa Q1 tahun ini telah terjadi krisis massal yang sangat parah. Diketahui, para vendor chip masih mengejar permintaan menyusul kemacetan rantai pasok yang disebabkan oleh pandemi.
Tetapi pabrik AMD yang dibangun tahun lalu, kata Su, kemungkinan akan mulai memproduksi chip dalam beberapa bulan mendatang, membantu mengurangi kekurangan suku cadang PC dan microchip lainnya.