JAKARTA – Pihak Microsoft mengakui kegagalannya dalam mengakuisisi TikTok AS pada tahun 2020 lalu. Hal tersebut diungkapkan oleh CEO Microsoft Satya Nadella. Dia mengungkapkan gagalnya mengambil alih TikTok merupakan hal yang paling aneh yang dialami perusahaan.
Sebabnya, pada bulan Agustus 2020 lalu, pihak TikTok tengah membahas rencananya untuk menjual perusahaan video pendek yang berada di Amerika Serikat (AS) setelah pemerintahan Donald Trump melarang TikTok kecuali jika ByteDance (perusahaan induk TikTok) mau menjual aplikasinya ke perusahaan AS.
Pada waktu itu, Microsoft menjadi satu calon pembeli paling potensial untuk mengakuisisi TikTok AS. Namun, Microsoft gagal mengambil alih TikTok pada September 2020 lalu setelah Oracle dipilih untuk menjadi penyedia server cloud TikTok.
“Pertama-tam, Anda harus ingat, TikTok yang datang kepada kami, kami tidak pergi ke TikTok,” kata Nadella sebagaimana dikutip dari CNBC International, Selasa 28 September 2021.
“TikTok terjebak di antara banyak masalah yang mereka alami di dua ibu kota, dan mereka ingin bermitra,” tambahnya.
Mulanya TikTok mencari penyedia cloud yang sekaligus bisa memberikan layanan keamanan. CEO Microsoft itu menyatakan pada akhirnya pemerintah AS kehilangan minat untuk mendorong akuisisi tersebut.
“Tapi saya cukup tertarik,” ungkap Nadella. “Dan katakanlah itu (TikTok) properti yang bagus, tentu saja.”
BACA JUGA:
Faktanya, penjualan TikTok AS tidak pernah terjadi. Setelah Trump lengser, kemudian tampuk kekuasaan dipegang oleh Joe Biden, larangan TikTok berhasil dicabut.
“Presiden Trump, saya pikir dia memiliki semacam sudut pandang tertentu tentang apa yang dia coba lakukan di sana. Ada periode waktu di mana saya merasa bahwa Pemerintah AS memiliki beberapa persyaratan tertentu, dan kemudian mereka menghilang begitu saja,” kata Nadella.
Meski demikian, Satya Nadella mengaku bahwa Microsoft tengah dalam posisi yang bagus untuk membeli maupun bekerjasama dengan TikTok. Menurut laporan terbaru, saat ini aplikasi TikTok memiliki pengguna bulanan sekitar satu miliar yang berasal dari berbagai belahan dunia.
Di sisi lain, Microsoft juga punya kemampuan untuk memoderasi konten dan menjaga keamanan anak-anak di media sosial yang membuat perusahaan induk TikTok ByteDance tertarik.
“Anda sebaiknya mengetahui sesautu tentang menjalankan media sosial, yang kami ketahui melalui Xbox Live atau LinkedIn,” papar Nadella.
Meski kesempatan untuk mengambil alih TikTok sudah berlalu, tampaknya Nadella masih tertarik untuk membeli aplikasi video pendek tersebut.