InSight NASA Ungkap Mars Pernah Alami Tiga Gempa Paling Kuat
NASA via Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Planet Merah atau Mars yang tampak tenang tanpa kehidupan seperti bumi, ternyata pernah mengalami tiga gempa yang sangat besar. Gempa tersebut telah terdeteksi oleh robot pendarat InSight NASA.

Penemuan InSight tentu saja dapat memberi gambaran para ilmuwan tentang bagaimana interior di Planet Mars tersebut. Diketahui, InSight telah mendarat di dekat ekuator Mars pada November 2018. Misi ini dibentuk untuk menyelidiki bagian dalam Mars.

Dilaporkan NASA dari Space, Sabtu, 25 September, InSight mencatat gempa berkekuatan 4,2 dan 4,1 terjadi pada 25 Agustus 2021. Kemudian, gempa berkekuatan sekitar 4,2 terjadi pada 18 September yang berlangsung selama hampir 90 menit. 

Rekor gempa terkuat sebelumnya berkekuatan 3,7, atau sekitar lima kali lebih kecil dari gempa dengan kekuatan 4,2. Gempa ini dicatat oleh InSight pada 2019.

Saat ini tim InSight masih mempelajari gempa pada 18 September. Namun, peneliti berhasil mengarakterisasi gempa pada 25 Agustus, yang dinyatakan berasal 5.280 mil (8.500 kilometer) dari tempat di mana InSight berada. Ini merupakan gempa terjauh yang pernah dideteksi robot.

Bahkan lebih jauh dari jarak Cerberus Fossae, wilayah yang telah melahirkan hampir seluruh gempa kuat sejauh ini. Cerberus Fossae berjarak sekitar 1.600 kilometer dari pendarat, yang diyakini sebagai tempat aliran lava pada beberapa juta tahun lalu.

Sementara itu, NASA juga menuturkan gempa berkekuatan 4,1 pada 25 Agustus terjadi pada radius yang lebih dekat, sekitar 575 mil (925 km). Dengan getaran frekuensi yang lebih tinggi dan cepat, jika dibandingkan dengan gempa berkekuatan 4,2.

"Bahkan setelah lebih dari dua tahun, Mars tampaknya telah memberi kita sesuatu yang baru dengan dua gempa ini, yang memiliki karakteristik unik," kata peneliti utama InSight, Bruce Banerdt.

Untuk mendeteksi gempa di daratan Mars, InSight menggunakan dua alat. Instrumen ini bernama probe panas (heat probe) dan seismometer supersensitif. Dibantu juga dengan peralatan komunikasi untuk melacak lokasi gempa secara tepat.

Probe panas, atau yang dijuluki sebagai ‘mole’ sudah tidak digunakan lagi pada awal tahun ini. Hal ini karena mole dirasa sulit untuk masuk ke bawah tanah, dan terhalang oleh tanah Mars yang ternyata sulit untuk digali.

InSight mengatasi kesulitan yang cukup besar untuk membuat deteksi gempa yang baru dilaporkan. Banyak debu menumpuk di panel surya robot sejak pendaratan, mengurangi output dayanya yang cukup besar.

Masalah ini diperparah belum lama ini oleh jalur orbit Mars, yang membawanya semakin jauh dari Matahari (Aphelion). Jadi tim misi untuk sementara mematikan beberapa instrumen untuk menghemat energi, yang lebih dibutuhkan oleh pemanas InSight untuk mengatasi suhu yang turun dan membersihkan sebagian debu.

Tim melakukan ini dengan menggunakan lengan robot pendarat untuk meneteskan pasir ke panel surya InSight. Saat angin Mars menyapu butiran-butiran ini, butiran-butiran itu membawa debu. Upaya ini memungkinkan InSight untuk mempertahankan tingkat daya yang relatif stabil melalui aphelion.