Bagikan:

JAKARTA - Stasiun luar angkasa internasional (ISS), merupakan tempat peristirahatan bagi para astronaut. Beragam aktivitas dilakukan di sana, baik penelitian imiah, beristirahat dan tak terkecuali urusan buang air kecil dan besar.

Menurut laporan Wired, Selasa 23 Juni, rencananya ISS akan segera memiliki toilet baru yang super canggih, pada akhir tahun nanti. Bahkan biaya pembuatan toilet super canggih ini menelan biaya lebih dari 23 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp326 miliar (dengan kurs Rp14.212).

Rencananya, toilet super canggih ini akan dikirimkan ke luar angkasa menggunakan kapsul kargo milik Northrop Grumman Cygnus, pada September mendatang. Toilet ini dikembangkan menggunakan desain Universal Waste Management System. 

Tak seperti versi pendahulunya, toilet portabel ini dibuat lebih ringkas. Sistem pembuangan limbah kotoran pada toilet ini juga dibuat lebih praktis, sehingga tidak akan memakan ruang lebih banyak saat ditempatkan di ISS. 

Sistem pengolahan limbah, pada toilet ini juga memungkinkan proses daur ulang urine para astronaut menjadi air. Sebelum dikirimkan ke luar angkasa, toilet-toilet ini telah melalui rangkaian uji coba hingga dinyatakan lulus dan memenuhi spesifikasi NASA.

"Sistem toilet sebelumnya, cukup menyulitkan para astronaut perempuan. Sehingga ada beberapa peningkatan dan pembaruan agar bisa memudahkan astronaut perempuan sekalipun," kata Melissa McKinley anggota tim NASA yang mengembangkan toilet baru ini. 

Diharapkannya, desain baru dari toilet luar angkasa ini akan memudahkan para astronaut dalam menyalurkan hajatnya di kamar mandi. Sebab di masa-masa awal perjalanan ke luar angkasa, para astronaut cukup kesulitan untuk buang air. 

Bahkan pada misi Apollo 11 ke Bulan, para astronaut terpaksa menggunakan sebuah kantung kedap udara untuk sekedar buang air kecil. Bahkan sebelum lepas landas, para astronaut juga diminta untuk ke toilet lebih dulu.

Di sisi lain, NASA memang sedang menjajaki cara yang tepat untuk meningkatkan sistem pengolahan limbah di luar angkasa, pada misi-misi selanjutnya. Termasuk pemanfaatan limbah daur ulang untuk digunakan kembali, sebagai sumber daya yang berharga di luar angkasa. 

"Kami akan belajar banyak dan mencoba berbagai hal lain," kata McKinley. “Kami juga sudah memikirkan cara untuk meningkatkan versi (toilet) untuk astronaut berikutnya.